comparemela.com

Latest Breaking News On - Functions wittiness for - Page 1 : comparemela.com

Prank Ala Pesantren, Gojlokan Sesama Santri untuk Buang Jenuh : Okezone Nasional

JAKARTA - Budayawan Nahdlatul Ulama (NU) Zastrouw Al Ngatawi menjelaskan, soal akar tradisi humor yang kerap dilontarkan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dalam berbagai forum pertemuan, mulai dari forum akademik hingga pengajian. Penjelasan ini diterbitkan di NU.Or.Id. “Kalau dikaji secara antropologis-sosiologis kita bisa melacak akar tradisi humor Gus Dur ini adalah berangkat atau berasal dari tradisi pesantren,” ungkapnya dalam webinar Peringatan Haul ke-11 Gus Dur yang diselenggarakan PCINU Sudan dan Jerman, disiarkan langsung 164 Channel, Kamis (22/7/2021). Sebab menurut Zastrouw, di pesantren terdapat tradisi gojlogan. Sebuah budaya lucu-lucuan yang dilakukan oleh sesama santri di pesantren. Namun demikian, tidak ada yang merasa disakiti atau tersakiti karena gojlogan tersebut hanya dimaksudkan untuk membuang rasa jenuh.

Humor Gus Dur: Ketika Soeharto dan Harmoko Naik Haji : Okezone Nasional

Orde Baru pimpinan Soeharto kerap melontarkan kritik terhadap buruknya kualitas demokratisasi dan kentalnya otoritarianisme. Kritik Gus Dur di antaranya disampaikan melalui humor. Suatu ketika, Soeharto berangkat ke tanah suci dalam rangka menunaikan ibadah haji. Karena yang berangkat itu seorang Presiden, tentu sejumlah menteri juga harus ikut berangkat mendampingi. Salah satunya adalah menteri yang paling rajin meminta petunjuk, Menteri Penerangan Harmoko. Setelah beberapa kali melewati ritual ibadah haji, rombongan Soeharto pun melaksanakan ritual melempar jumrah, yakni simbol mengusir setan dengan cara melempar batu ke sebuah tiang mirip patung. Di sinilah mulai muncul masalah, terutama buat Harmoko. Beberapa kali batu yang dilemparkannya selalu berbalik menghantam jidatnya.

Kisah 3 Santri, Sakit Gigi ke Singapura, dan Fungsi Humor Bagi Gus Dur : Okezone Nasional

JAKARTA - Siapa yang tak kenal KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur? Ia adalah seorang pemimpin, pemikir, penulis, cendekiawan, dan intelektual dari kalangan santri yang kerap melempar humor dalam penyampaian gagasan.  Gus Dur menjadikan humor sebagai bagian penting dan sikap kritis di dalam dunia intelektual. Hal tersebut merupakan tindakan revolusioner yang dilakukan oleh cendekiawan sekaliber Gus Dur. Sebab selama ini, humor dipandang hanya secara peyoratif dan seolah-olah dihindari kaum cendekiawan. Bagi sebagian besar cendekiawan, humor dianggap tidak ilmiah. Bahkan dinilai sebagai sesuatu yang dapat mengurangi image atau citra. Untuk menjaga citra, biasanya para intelektual atau akademisi menghindari humor. Sebab para cendekiawan banyak berasumsi bahwa humor dapat menimbulkan kesan slengean atau sikap tidak pada umumnya, sehingga mengurangi keseriusan dalam membuat analisis dan pikiran-pikiran ilmiah.

© 2024 Vimarsana

vimarsana © 2020. All Rights Reserved.