Orde Baru pimpinan Soeharto kerap melontarkan kritik terhadap buruknya kualitas demokratisasi dan kentalnya otoritarianisme.
Kritik Gus Dur di antaranya disampaikan melalui humor. Suatu ketika, Soeharto berangkat ke tanah suci dalam rangka menunaikan ibadah haji. Karena yang berangkat itu seorang Presiden, tentu sejumlah menteri juga harus ikut berangkat mendampingi.
Salah satunya adalah menteri yang paling rajin meminta petunjuk, Menteri Penerangan Harmoko. Setelah beberapa kali melewati ritual ibadah haji, rombongan Soeharto pun melaksanakan ritual melempar jumrah, yakni simbol mengusir setan dengan cara melempar batu ke sebuah tiang mirip patung.
Di sinilah mulai muncul masalah, terutama buat Harmoko. Beberapa kali batu yang dilemparkannya selalu berbalik menghantam jidatnya.