Malang (beritajatim.com) - Satreskrim Polres Malang melanjutkan pemeriksaan pada sejumlah warga Desa Gading Kecamatan Bululawang yang diduga melanggar protokol
Ahad 27 Jun 2021 13:20 WIB
Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Mas Alamil Huda
Sejumlah siswa antre mencuci tangan sebelum masuk ruang kelas di SD Negeri Dukuh 1, Salatiga, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. Foto: ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho
Faktor pertama sekaligus utama, adalah perilaku manusia selama penanganan pandemi. REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono, mengatakan, ada dua faktor yang mempengaruhi penyebaran dan penularan Covid-19. Faktor pertama sekaligus yang utama, adalah perilaku manusia selama penanganan pandemi. Dinamika penularan Covid-19 hanya dua faktor yang mempengaruhi, perilaku manusianya, kedua karakteristik virusnya, ujar Pandu dalam sebuah diskusi daring, Ahad (27/6). Perilaku manusia, kata Pandu, menjadi faktor penting dari meningkat atau menurunnya penularan Covid-19. Untuk saat ini, kata dia, protokol kesehatan menjadi langkah paling ampuh menghampat p
Covid-19 melonjak, mau tak mau seluruh masyarakat harus terus taat dan mematuhi protokol Kesehatan.
Menurutnya, kondisi pandemi yang belum jelas kapan berakhirnya dan kini justru grafiknya menaik, menuntut solidaritas seluruh elemen masyarakat. Selama ini sebenarnya solidaritas masyarakat sudah bagus pada banyak aspek, seperti saling membantu satu sama lain. Banyak inisiatif dan solidaritas lokal yang tumbuh berkembang di masa pandemi, dengan dapur umum, cantelan sayur, dan sebagainya, jelasnya dalam keterangan tertulis.
Namun, jelasnya, yang sering dilupakan adalah bahwa dengan taat protocol kesehatan secara disipilin dan dilakukan secara individual, itu juga bagian dari solidaritas sosial dalam menghadapi pandemi saat ini. Masing-masing elemen masyarakat harus bahu membahu dan meninggalkan egoisme masing-masing dengan cara mematuhi protokol Kesehatan di manapun berada. Fasilitas Kesehatan, termasuk para tenaga Kesehatan yang jumlahnya terbatas, seharusnya menjadi alternatif