Ini Panduan Isolasi Mandiri Pasien Covid-19: Kegiatan hingga Obat dan Vitamin yang Perlu Dikonsumsi
Apa yang harus dilakukan selama isolasi mandiri? Obat-obatan dan vitamin apa yang perlu dikonsumsi?
Minggu, 4 Juli 2021 11:06 Editor:
Satu di antara rumah yang sedang melaksanakan isolasi mandiri di Pangkalpinang.
BANGKAPOS.COM - Kasus positif Covid-19 sedang meningkat tajam, peningkatan kasus berbanding lurus dengan hampir penuhnya sejumlah rumah sakit maupun fasilitas isolasi di Indonesia.
Alhasil, tidak sedikit masyarakat yang terkonfirmasi positif Covid-19 harus melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing.
Namun, apa yang harus dilakukan selama isolasi mandiri? Obat-obatan dan vitamin apa yang perlu dikonsumsi
Penyebaran virus corona secara global, masih terus bertambah dari hari ke harinya.
[POPULER SAINS] Terapi Covid-19 Selain Plasma Konvalesen | Cara Varian Delta Menyebar dengan Cepat Komentar:
Kompas.com - 04/07/2021, 09:02 WIB Bagikan: NOVRIAN ARBIPetugas kesehatan membawa pasien menuju ruangan perawatan dari pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bandung, Jawa Barat, Kamis (1/7/2021). Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kota Bandung menyatakan angka keterisian ruang isolasi atau Bed Occupancy Rate (BOR) di sejumlah rumah sakit rata-rata mencapai lebih dari 90 persen akibat terus meningkatnya kasus terkonfirmasi positif COVID-19 meskipun telah berupaya melakukan penambahan tempat tidur. ANTARA FOTO/Novrian Arbi/wsj.
KOMPAS.com - Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Rumah sakit penuh, pasien Covid-19 semakin banyak, dan korban meninggal berguguran.
Jangan Sembarangan Konsumsi Obat saat Terkena Covid-19, Ini Anjuran Dokter Paru Komentar:
Kompas.com - 04/07/2021, 08:08 WIB Bagikan:
JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak beredar anjuran obat dan vitaman di kalangan masyarakat yang belum tentu kebenarannya di tengah lonjakan Covid-19. Hal ini justru berbahaya bagi masyarakat.
Melalui paparannya pada Jumat (3/7/2021) di kanal youtube, Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dr Erlina Burhan menyarankan sejumlah obat dan vitamin yang sesuai untuk pasien tanpa gejala maupun bergejala ringan Covid-19.
Dia menegaskan, pasien dilarang keras mengonsumsi obat tanpa resep dokter. Sebab, menurutnya, masing-masing obat memiliki efek samping yang berbeda.
- vitamin C non acidic 3 kali sehari 500 mg selama 2 minggu, atau
Sabtu 03 Jul 2021 08:20 WIB
Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Kapsul Ivermectin. Uji klinis Ivermectin untuk Covid-19 diselenggarakan di delapan rumah sakit di Indonesia. Foto: EPA
Dokter harus merujuk pada pedoman uji klinis dalam peresepan Ivermectin. REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Pusat, Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc SpP(K) menyerukan agar masyarakat bersabar untuk menunggu hasil uji klinis Ivermectin sebagai obat Covid-19. Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik (PPUK) telah diberikan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada Senin (28/6). Jika mau memakai Ivermectin untuk obat Covid, kita tunggu hasil uji klinis yang akan segera dilakukan di delapan rumah sakit. Jadi sabar saja. Secara akademisi, Ivermectin dipakai untuk uji klinis saja, ujar Erlina dalam
Artinya, orang yang mendapatkan vaksin Sinovac risikonya untuk tertular dan menjadi sakit berkurang sebanyak 65 persen. Jika disuntik vaksin Moderna atau Pfizer, maka risiko terinfeksi berkurang sebanyak 94 hingga 95 persen. Artinya, masih ada celah seseorang akan menjadi sakit dan terinfeksi. Namun, bila seseorang sudah divaksinasi dan terbentuk antibodi, kalaupun sakit akan ringan karena sudah ada antibodi, jelas dokter yang juga menjabat sebagai Ketua PDPI Cabang Jakarta dalam
webinar Isolasi Mandiri Pasien Covid-19 disimak di Jakarta, Jumat (2/7). Erlina menjelaskan, ketika divaksinasi, tubuh tidak serta merta membentuk antibodi saat itu juga. Tubuh baru membentuknya pada hari ke tujuh. Kalau terpapar sebelum divaksinasi maka mungkin karena masa inkubasi maka baru akan terkonfirmasi pada saat setelah divaksin. Atau terpapar setelah suntik vaksin, paparannya di bawah tujuh hari tersebut, karena kekebalan tubuh masih sedikit terbentuknya, masih ada kemungkinan menjadi s