Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati secara khusus meminta para penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) LPDP untuk mempelajari pengelolaan pendidikan, pengelolaan lingkungan, termasuk juga pembangunan infrastruktur maupun berbagai kondisi lainnya yang ada di negara tersebut. Menkeu meminta mereka yang berkesempatan menikmati dana abadi pendidikan APBN untuk berkontribusi pada pembangunan Indonesia agar dapat membawa Indonesia menuju negara berpendapatan tinggi.
Rancangan Undang-Undang (RUU) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2022 telah disepakati bersama antara Pemerintah dan DPR untuk menjadi Undang-Undang dalam Rapat Paripurna DPR ke-6 Masa Persidangan I Tahun Sidang 2021-2022, Kamis (30/09). APBN 2022 tetap menjadi instrumen penting dalam mendukung pemulihan ekonomi, melanjutkan reformasi, dan melindungi masyarakat dari bahaya Covid-19.
Pemulihan ekonomi nasional terindikasi membaik seiring keberhasilan penanganan kasus Covid-19 yang terus berlanjut pada Kuartal III 2021. Momentum ini perlu dipertahankan dengan menjaga optimisme publik atas perbaikan kinerja kebijakan fiskal dalam APBN.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa Indonesia berkomitmen untuk mengambil bagian dalam memerangi perubahan iklim, hal ini tercermin dalam komitmennya pada Perjanjian Paris. Indonesia juga berkomitmen untuk mengurangi gas rumah kaca sebesar 29 persen dengan kapasitas sendiri dan 41 persen dengan dukungan internasional pada tahun 2030. Hal ini ia katakan saat memberikan sambutan pada acara penandatanganan Nota Kesepahaman/Memorandum of Understanding (MoU) antara PT SMI dan Bloomberg Philanthropies, yang dilakukan secara virtual pada Rabu (15/09).
Middle income trap menjadi perhatian penting di berbagai negara berkembang. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam acara Peluncuran Buku Indonesia 2045 menekankan pentingnya pemikiran serta strategi agar Indonesia tidak terperangkap dalam middle income trap dan mampu menjadi negara high income country. Pada buku yang disusun oleh 15 ekonom serta praktisi muda FEB UI pun menjelaskan hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian berdasarkan pengalaman negara-negara di dunia yang berhasil naik kelas menjadi high income country.