Sultan Ageng Tirtayasa telah melakukan beberapa strategi untuk memulihkan kembali Banten sebagai bandar perdagangan internasional.
Dalam Modul Sejarah Indonesia (2020:14), Anik Sulistiyowati menjabarkan beberapa strategi tersebut: Mengundang para pedagang dari Inggris, Perancis, Denmark, dan Portugis berdagang di Banten.
Meluaskan interaksi dagang dengan bangsa Cina, India, dan Persia. Mengirim beberapa kapal dengan maksud mengganggu pasukan VOC. Membuat saluran irigasi sepanjang Sungai Ujung Jawa sampai Pontang yang ditujukan sebagai persiapan suplai perang dan pengairan sawah.
Pangeran Surya tidak segan melakukan gangguan balik kepada pihak VOC. 1652 Sultan Ageng Tirtayasa mengirimkan tentaranya untuk menyerang VOC di Jakarta. Sejak saat itu, pertempuran antara Banten dan Belanda terus terjadi.
Mengenal Debus, Kesenian Tradisional Khas Banten, Jadi Daya Tarik Wisatawan
Mohamad Aji Pertunjukan Debus Banten di Tourisme Banten Week, Bali 2017 silam /dispar.bantenprov.go.id KABAR BANTEN - Debus merupakan kesenian tradisional yang terdapat di Provinsi Banten yang menampilkan atraksi kekebalan tubuh manusia dari berbagai macam benda tajam.
Kesenian debus perpaduan antara seni tari, suara serta kebatinan bernuansa magis. Awalnya, kesenian debus berfungsi sebagai sarana untuk menyebarkan ajaran Islam.
Kesenian debus perlahan kemudian berkembang sebagai media untuk memompa semangat rakyat Banten dalam menghadapi penjajahan Belanda pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa.
kebudayaan.kemdikbud.go.id,debus sempat menghilang seiring dengan melemahnya Kesultanan Banten di bawah kekuasaan Sultan Rafiudin.
Prasasti Batutulis sudah mulai diteliti sejak tahun 1806 dengan pembuatan cetakan tangan untuk Universitas Leiden Belanda - Nasional - Okezone Nasional