Dalam instruksi ini, disebutkan daerah-daerah di Jawa dan Bali sesuai dengan kondisi pandemi masing-masing. Lalu Bagaimana strategi kepala daerah menekan kenaikan kasus Covid-19, dan berhasilkah PPKM menekan penularan?
Saksikan selengkapnya di iNews Sore bersama mulai pukul 16.00 WIB dipandu Abraham Silaban dan Stefanie Patricia secara langsung hanya di televisi berita milik MNC Group, iNews.
(wdi)
Baca juga:
Menurut dia, anggota tim Farmasi UMP yang mengikuti ajang PKM terdiri atas Ryan Wody Prawidasary (mahasiswi semester 7), Aldy Tri Renaldy (mahasiswa semester 7), Angelia Yuliana Safitri (mahasiswi semester 7), dan Uzma Eliyanti (mahasiswi semester 5). Saat mau mengusulkan proposal untuk PKM sudah terjadi pandemi (Covid-19). Salah satu gejala Covid-19 adalah batuk. Kebetulan salah satu rekan kami kalau sedang batuk, dia makan bawang merah yang dipotong, kata mahasiswi semester 7 itu.
Baca juga:
Oleh karena tanpa campuran apapun, kata dia, bawang merah yang dimanfaatkan untuk meredakan batuk itu terasa tidak enak dan baunya tidak sedap.
Atas dasar testimoni tersebut, tim mahasiswa Farmasi melakukan studi literatur untuk mencari kebenaran mengenai khasiat bawang merah sebagai pereda batuk.
Zudan menduga bahwa ada kemungkinan salah catat oleh petugas vaksinasi. Pasalnya, NIK antara Wasit Ridwan dan Lee In Wong hanya berbeda di akhir nomor.
“Karena NIK WNA tersebut dan NIK WNI Pak Wasit hanya beda di ujung akhir yaitu 01 dan 08. Bisa jadi salah ketik juga di petugasnya. Kita sedang dalami hal ini,” ungkapnya.
Dia mengatakan, NIK WNA dan NIK WNI memiliki struktur yang sama. “Sama (strukturnya). Sesuai UU Adminduk NIK terdiri dari 16 digit angka yang berisi kode wilayah, tanggal lahir dan nomor urut pembuatan NIK,” ujarnya.
Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan, ke depan vaksinasi akan berbasis NIK milik Dukcapil.
“Kami juga sudah rapatkan untuk mencegah hal tersebut berulang. Kemarin dengan Kemenkes, Kominfo, BPJS kesehatan dan Telkom bersama Dukcapil, kita semua sepakat untuk data vaksin harus bersumber dari NIK Dukcapil,” tuturnya.
JAKARTA - Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus mengatakan, polisi mengungkap kasus penjualan obat terapi
Covid-19 dengan harga berkali-lipat di kawasan Jakarta dan sekitarnya. Dari pengungkapan kasus itu, polisi mengamankan 24 orang yang terlibat dalam proses penjualan. Ada 24 orang termasuk satu perawat kami amankan, modusnya itu dia bisa membeli dari apotek dan farmasi karena harga standar dengan memalsukan surat dokter serta bekerja sama dengan orang apotek, ujarnya pada wartawan, Rabu (4/8/2021).
Menurutnya, pengungkapan obat terapi Covid-19 itu bukan pertama kalinya dilakukan polisi di masa pandemi. Mereka itu merupakan orang yang mencari keuntungan semata di saat masyarakat menderita, membeli obat terapi Covid-19, menimbunnya, dan menjualnya kembali dengan harga berkali-kali lipat.
Penerima Vaksin Sinovac akan Disuntik Dosis Ketiga, Diperkirakan Mulai Dilakukan Januari 2022 tribunnews.com - get the latest breaking news, showbiz & celebrity photos, sport news & rumours, viral videos and top stories from tribunnews.com Daily Mail and Mail on Sunday newspapers.