São contra as medidas extraordinárias de confinamento, consideram mesmo que estas produzem efeitos mais gravosos para a sociedade e para o bem comum do que a própria doença e alertam para o facto de, neste momento, o risco de morrer por outras doenças do que por covid-19 é muito superior. E foi com esta realidade que um grupo de 22 especialistas ( ), entre os quais se destacam os médicos Agostinho Marques e Germano de Sousa e a bastonário das farmacêuticos, Ana Paula Martins, considerou ser este o momento de intervir e lançar um alerta às autoridades e ao Governo para que, antes de tomarem decisões com enorme potencial deletério, ponderem as opiniões cientificamente fundamentadas dos cientistas e profissionais de saúde .
Cuci Hidung dengan Cairan NaCl, Bisakah Bunuh Virus Corona? : Okezone Lifestyle okezone.com - get the latest breaking news, showbiz & celebrity photos, sport news & rumours, viral videos and top stories from okezone.com Daily Mail and Mail on Sunday newspapers.
Banyak yang Sudah Divaksin tapi yang Sakit Covid-19 kok Makin Banyak? Ini Kata Ahli
Vaksinasi ini dimaksudkan untuk mencegah penularan COVID-19 sekaligus menghindari kluster pasar. - mediacenter.slemankab.go.id 08 Juli 2021 05:47 WIB
Harianjogja.com, JAKARTA Kabar seputar meningkatnya pasien positif Covid-19 setelah di vaksin menimbulkan spekulasi di masyarakat.
Ahli patologi klinis, Tonang Dwi Ardyanto mengatakan untuk menjabarkan hal itu, harus menghitung dengan tepat untuk menggambarkannya. Analoginya adalah jumlah kasus pada kelompok sudah divaksin (VS) dan belum divaksin (VB) adalah sama, tulis Tonang pada status facebooknya.
Tonang menjelaskan, saat cakupan vaksinasi 60 persen, efektivitas vaksin terhitung 33,3 persen.
Ketika cakupan naik ke 70 persen, maka efektivitas naik ke 57.6 persen. Pada cakupan 80 persen, efektivitas vaksin meningkat menjadi 76,0 persen.
Dia melanjutkan pulihnya indra penciuman tergantung dengan peradangan di akar pembuluh syaraf masing-masing kondisi tubuh. Pulihnya tergantung redanya peradangan di akar pembuluh syaraf masing-masing, kata dia. Sebelumnya Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorokan-Bedah Kepala Leher Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM, dr Mahatma Sotya Bawono, menyatakan bahwa sebagian besar pasien Covid-19 bisa pulih dari anosmia atau hilangnya kemampuan penciuman. Penderita anosmia, kata dia, bisa sembuh selama beberapa pekan atau hitungan bulan. Ada yang bisa pulih dari anosmia, tetapi ada yang menetap atau tidak pulih. Namun sejauh ini lebih banyak yang pulih, kata Mahatma melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Jumat (26/2). Kendati begitu dalam beberapa kasus, anosmia bersifat permanen. Ia mengaku pernah menangani pasien Covid-19 yang tak kunjung pulih dari anosmia hingga dua bulan pasca terjangkit virus corona.