Dua warga AS yang teridentifikasi bernama Joseph Vincent dan James Solages keduanya keturunan Haiti.
Duta Besar Haiti untuk AS Bocchit Edmond menggambarkan kedua pria itu sebagai komando, pembunuh, profesional terlatih. Menteri Pertahanan Kolombia Diego Molano pada Kamis mengatakan bahwa para tersangka merupakan mantan anggota militer.
Peristiwa baru-baru ini membuat Haiti menghadapi krisis kepemimpinan.
Moise dilantik pada 2017 setelah unggul dalam pemilu yang diperdebatkan. Usai gagal menggelar pemilu, kubu oposisi menuntut pria berusia 53 tahun itu mundur.
Sehari menjelang kematiannya, Moise menunjuk perdana menteri baru yang akan dilantik pekan ini. Haiti dijadwalkan akan menyelenggarakan pemilu Presiden dan legislatif pada 26 September mendatang.
(sst)
Pembunuhan Presiden Haiti Picu Ketakutan Rakyat Senin, 12 Juli 2021 | 10:31 WIB Oleh : Unggul Wirawan / WIR
Polisi memeriksa warga Haiti yang berkumpul di depan Kedutaan Besar AS di Tabarre, Haiti pada Sabtu 10 Juli 2021. Mereka meminta suaka setelah pembunuhan Presiden Jovenel Moise karena merasa terlalu banyak rasa tidak aman di negara itu. (Foto: AFP)
Port-au-Prince, Beritasatu.com- Pembunuhan Presiden Jovenel Moise telah memicu ketakutan dan ketidakpastian rakyat Haiti. Seperti dilaporkan
Al Jazeera, Minggu (11/7/2021), aktivis menolak tekanan untuk mengadakan pemilihan umum dan mendesak solusi yang dipimpin Haiti.
Pemerintah Haiti sudah mendesak Amerika Serikat (AS) untuk mengirimkan militernya untuk melindungi infrastruktur dan membangun keamanan sehingga negara Karibia itu dapat mengadakan pemilihan umum pada bulan September.
Dilansir
Anadolu Agency, Ahad (11/7), Kepala Kepolisian Nasional Haiti, Leon Charles mengatakan, kelompok yang membunuh Moise terdiri atas dua orang berkewarganegaraan Amerika dan 26 orang berkewarganegaraan Kolombia. Para pejabat mengatakan sebelumnya bahwa empat tersangka telah tewas dalam baku tembak dengan polisi. Warga negara Amerika yang terlibat dalam pembunuhan Moise telah diidentifikasi sebagai Joseph Vincent dan James Solages. Keduanya adalah keturunan Haiti. Duta Besar Haiti untuk AS Bocchit Edmond menggambarkan, orang-orang itu sebagai pembunuh profesional dan terlatih. Edmond menambahkan, pelaku menyamar sebagai agen Administrasi Penegakan Narkoba AS (DEA) saat mereka memasuki rumah Moise yang dijaga ketat. DEA memiliki kantor di ibu kota Haiti untuk membantu pemerintah dalam program kontranarkotika. Menteri Pertahanan Kolombia, Diego Molano, mengatakan, para tersangka adalah mantan anggota tentara.
Hakim ungkapkan presiden Haiti sempat disiksa sebelum dibunuh Minggu, 11 Juli 2021 14:32 WIB
Persenjataan, telepon genggam, paspor dan barang-barang lainnya diperlihatkan di Port-au-Prince, Haiti, Kamis (8/7/2021), kepada media bersama dengan tersangka dalam pembunuhan Presiden Jovenel Moise, yang ditembak mati Rabu (7/7/2021) pagi di rumahnya. ANTARA FOTO/REUTERS/Estailove St-Val/AWW/sa. (REUTERS/STRINGER) Bogota (ANTARA) - Presiden Jovenel Moise sempat disiksa oleh para pelaku sebelum dibunuh, menurut otoritas Haiti pada Sabtu (10/7).
Moise dianiaya di kamarnya, sedangkan putrinya lari menyelamatkan diri sementara putra dan stafnya dibungkam secara paksa, kata salah satu hakim investigasi, Carl Henry Destin, kepada surat kabar Le Nouvelliste.
Destin mengatakan Moise mengalami patah tulang di bagian lengan dan kaki kanannya, menurut laporan autopsi.
Penyelidik: Presiden Haiti Disiksa Sebelum Pembunuhan republika.co.id - get the latest breaking news, showbiz & celebrity photos, sport news & rumours, viral videos and top stories from republika.co.id Daily Mail and Mail on Sunday newspapers.