Kebijakan moneter Amerika Serikat tersebut tidak terelakkan karena dapat berpengaruh ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Efeknya yaitu nilai tukar akan melemah dan arus investasi akan keluar dari Tanah Air.
Kondisi pasar modal Indonesia kini berbeda dengan era 2008 dan 2013. Mampukah IHSG serta saham-saham RI bertahan dari tekanan sentimen tapering bank sentral AS?