Pandemi Corona Belum Pasti Kapan Berakhirnya, Presiden Jokowi: Indonesia Butuh Napas Panjang
Dipublikasikan pada 21 Juli 2021. JAKARTA - Hingga saat ini belum ada yang bisa memastikan kapan pandemi Covid-19 akan berakhir. Terlebih virus Corona terus bermutasi dan situasi yang belum pasti ini mau tidak mau harus dihadapi. Setelah varian pertama, kemudian datang varian Delta. WHO menyampaikan diperkirakan akan muncul lagi varian baru. Artinya, Indonesia perlu memiliki ketahanan napas yang panjang. Sebab pandemi mungkin lebih lama dari yang diperkirakan, kata Presiden Joko Widodo seperti disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (20/7).
Baca Juga: Manajemen serta organisasi adalah kunci dan saya minta semua mesin organisasi dijalankan dengan sebaik-baiknya, jelasnya.
Dua Minggu PPKM Darurat, Kasus Corona Malah Meningkat Dua Kali Lipat Meski BOR Turun
Dipublikasikan pada 21 Juli 2021. Bisa didengarkan. JAKARTA - PPKM Darurat sudah berjalan dua pekan. Terlihat ada penurunan bed occupancy ratio (BOR) di Jawa-Bali. Meski begitu, kasus penularan COVID-19 belum bisa ditekan, bahkan terjadi peningkatan dua kali lipat. Pengetatan yang sudah berjalan dua minggu ini, sudah terlihat hasilnya. Seperti menurunnya BOR di provinsi di Pulau Jawa-Bali, serta mobilitas penduduk yang menunjukkan penurunan, ujar Jubir Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito di akun YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (20/7).
Namun, masih ada kendala soal peningkatan kasus Corona hingga dua kali lipat. Persentase jumlah kasus aktif saat ini sebesar 18,65 persen.
Garam Krosok Mampu Lepaskan dan Hancurkan Virus Corona, Cara Sederhana Sembuhkan Covid-19 Sebelum Hari ke-5
Dipublikasikan pada 21 Juli 2021. BOGOR - Cara ahli virus ini tampil di YouTube sangat merakyat. Pun bahasanya, bahasa rakyat dicampur bahasa Jawa.
Dia merupakan alumnus SMAN 3 Semarang. Sekilas dia bukan seperti ahli virus. Mirip orang desa pada umumnya. Duduknya santai, sambil merokok dan hanya pakai kaus.
Tapi penjelasannya menarik. Ia mengistilahkan cara yang ditemukannya itu sebagai protokol rakyat . Menurutnya, rakyat berhak punya protokolnya sendiri.
Baca Juga:
Nama ahli virus itu, Anda sudah tahu: Indro Cahyono. Ia dokter hewan. Lulusan Universitas Gadjah Mada Jogja. Begitu banyak ahli virus yang latar belakangnya dokter hewan. Prof Dr Fedik Abdul Rantam, ketua Tim Vaksin Merah Putih Unair adalah juga dokter hewan. Prof Nidom ahli vaksin pendukung VakNus itu juga dokter hewan.
Akhirnya PPKM Darurat Dilonggarkan 26 Juli, Jokowi: Pemerintah Akan Melakukan Pembukaan Bertahap
Dipublikasikan pada 21 Juli 2021. Bisa didengarkan.
Foto: antara JAKARTA - Pemerintah bakal melonggarkan PPKM Darurat jika tren kasus menurun pada 26 Juli mendatang. Sejumlah tempat usaha akan diizinkan untuk beroperasional. Jika tren kasus terus mengalami penurunan, maka tanggal 26 Juli 2021, pemerintah akan melakukan pembukaan secara bertahap, ujar Presiden Joko Widodo dalam jumpa pers yang disiarkan langsung secara langsung di akun YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (20/7) malam.
Seperti diketahui, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat COVID-19 berakhir hari ini. PPKM darurat akan dilonggarkan jika hingga 26 Juli ada penurunan kasus.
Baca Juga:
Jokowi mengatakan penerapan PPKM darurat yang dimulai sejak 3 Juli lalu adalah kebijakan yang tidak bisa dihindari. Pemerintah mengambil keputusan tersebut meski sangat berat.
Kasus Covid-19 dan Varian Delta Masih Mengganas, Wakil Ketua MPR: Anehnya WNA China dan India Tetap Dibolehkan Masuk
Dipublikasikan pada 21 Juli 2021. Bisa didengarkan. JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI, Syarief Hasan mempertanyakan langkah pemerintah dalam melakukan penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia. Pasalnya, Indonesia kini menjadi episentrum Covid-19 di Asia Tenggara bahkan dunia.
Seperti diberitakan The New York Times, Indonesia menjadi episentrum baru penyebaran Covid-19. Sebab, selama beberapa hari berturut-turut, jumlah kasus harian Covid-19 di Indonesia berada di rentang 30.000 hingga 50.000 kasus per hari, melampaui kasus harian India dan Brazil.
Syarief Hasan menyebutkan, kasus harian yang semakin tinggi dan informasi dari media kredibel menunjukkan ketidakmampuan pemerintah.