comparemela.com

Page 10 - Council Board Center News Today : Breaking News, Live Updates & Top Stories | Vimarsana

KNPI Minta Jokowi Turun Tangan

KNPI Minta Jokowi Turun Tangan IN Presiden Joko Widodo - Foto Istimewa INILAHCOM, Jakarta - Lonjakan kasus harian Covid-19 sebulan belakangan ini, membuat pengujian dan pelacakan, atau yang lebih dikenal dengan testing dantracingmenjadi unsur penting dalam upaya pengendalian pandemi. Namun sayangnya, testing Covid-19 di Indonesia dinilai masih terhambat oleh harga yang terlalu mahal. Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP KNPI) Haris Pertama mengungkapkan, tes dengan polyemerase chain reaction (PCR) dengan harga sekitar Rp 600 ribu hingga Rp1 juta masih sangat mahal. Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) harga tersebut tergolong tinggi. Ini menyiksa rakyat, dimana saat rakyat mau sehat dan rajin cek kesehatan tapi disisi lain mahalnya PCR bisa membuat masyarakat menjerit, ujar Haris.

Respons Cepat Pemprov Cairkan Dana Penanganan Covid-19 Diapresiasi

Respons Cepat Pemprov Cairkan Dana Penanganan Covid-19 Diapresiasi Diperbarui 20 Jul 2021, 10:50 WIB 10 Petugas mendata tenaga kesehatan saat mengikuti vaksinasi COVID-19 massal di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Kegiatan yang digelar Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tersebut sebagai upaya percepatan vaksinasi COVID-19. (Liputan6.com/Johan Tallo) Liputan6.com, Jakarta Meski sebelumnya termasuk provinsi yang mendapat teguran dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian karena tergolong ke dalam 19 provinsi yang realisasi anggaran penanganan Covid-19 nya rendah, Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Sumatera Selatan (Sumsel) kini mendapat apresiasi. Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Varhan Abdul Aziz memuji langkah kedua provinsi yang dinilai responsif setelah mencairkan pengajuan dana insentif bagi tenaga kesehatan Covid-19, Senin (19/7.2021).

Harga Tes PCR Mahal, KNPI Minta Jokowi Turun Tangan

Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP KNPI), Haris Pertama, mengatakan tes dengan polyemerase chain reaction (PCR) yang ditetapkan di rumah sakit dengan harga sekitar Rp 600 ribu hingga Rp1 juta masih terbilang mahal. Bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), kata dia, harga tersebut tergolong tinggi. Ini menyiksa rakyat, di mana saat rakyat mau sehat dan rajin cek kesehatan tapi disisi lain mahalnya PCR bisa membuat masyarakat menjerit, ujar Haris di Jakarta, Selasa (20/7). Haris meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) harusnya berperan mengendalikan harga tes PCR. Bahkan kalau bisa, tes PCR digratiskan agar semakin banyak jumlah tes, dan pandemi bisa terkendali.  Dia menyebut, pemerintah negara lain telah melakukan berbagai upaya untuk menekan harga tes sehingga bisa terjangkau.

© 2025 Vimarsana

vimarsana © 2020. All Rights Reserved.