Militer Myanmar Bebaskan 2.296 Tahanan Sipil
Atikah Ishmah Winahyu | Internasional
MYANMAR membebaskan lebih dari 2.000 orang, termasuk wartawan dan lainnya, yang sebelumnya ditahan atas tuduhan penghasutan karena ikut serta dalam aksi demonstrasi.
Pembebasan itu dinilai beberapa aktivis sebagai taktik militer yang berkuasa untuk mengalihkan perhatian dari tindakan keras keamanan yang sedang berlangsung.
Tentara telah berada di bawah tekanan dari negara-negara Barat dan negara tetangga Myanmar untuk membebaskan ribuan orang yang ditahan selama protes sejak menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi, 1 Februari lalu.
Banyak penentang militer telah ditahan, beberapa dihukum, di bawah undang-undang yang mengkriminalisasi komentar yang dapat menyebabkan ketakutan atau menyebarkan berita palsu dan dapat dihukum hingga tiga tahun penjara. Suu Kyi diadili untuk pelanggaran serupa, dan lainnya, serta tetap dalam tahanan.
Hacker Malaysia Retas Data Mahasiswa Perguruan Tinggi Israel republika.co.id - get the latest breaking news, showbiz & celebrity photos, sport news & rumours, viral videos and top stories from republika.co.id Daily Mail and Mail on Sunday newspapers.
i24 News yang mengutip sumber Israel melaporkan, peretas mengumpulkan informasi dari situs web AcadeMe yang bekerja sama dengan lembaga pendidikan tinggi terkemuka di Israel. Lembaga pendidikan tinggi tersebut diantaranya Universitas Ben Gurion, Universitas Tel Aviv, Universitas Terbuka, Universitas Bar-Ilan, Technion, dan Universitas Haifa.
Menurut pakar keamanan siber May Brooks-Kimpler kepada Times of Israel, sejauh ini peretas telah membocorkan data sekitar 280 ribu mahasiswa dari 2014 hingga sekarang, bersama dengan sekitar 100 ribu alamat email. Ini adalah seruan mendesak bagi semua Peretas, Organisasi Hak Asasi Manusia, dan Aktivis di seluruh dunia untuk bersatu kembali dan memulai kampanye melawan Israel, berbagi apa yang sebenarnya terjadi di sana, mengekspos aktivitas teroris mereka kepada dunia, tulis para peretas di Telegram.