Live Breaking News & Updates on Miserably Buster Karno
Stay updated with breaking news from Miserably buster karno. Get real-time updates on events, politics, business, and more. Visit us for reliable news and exclusive interviews.
Nah, mobil Chrisler ini termasuk salah satu korban penggranatan Cikini. “Aku selalu ingat kepada sembilan anak dan seorang perempuan hamil yang jatuh tersungkur tak bernyawa di dekatku. Oleh karena itu, tahun 1963 aku membubuhkan tanda tangan menghukum mati Kartosuwirjo. Bukan untuk kepuasan, tetapi demi menegakkan keadilan.” Begitu keterangan Bung Karno menyikapi sikap brutal atas percobaan pembunuhan atas dirinya, lalu merenggut nyawa-nyawa lain untuk kesia-siaan. Para antek dan pelaku peristiwa itu juga kemudian dijatuhi hukuman mati. Apa kesalahan Bung Karno sehingga sering akan dibunuh? Pertanyaan itu sebenarnya meluncur dari mulut seorang Sukarno sendiri. Dalam penuturannya kepada Cindy Adams di buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, ia membeberkan sejumlah peristiwa percobaan pembunuhan atas dirinya. ....
Ia lihat Anwar berdiri ketakutan, dan tentu saja kesakitan. Sukarno mendelik dan menyepak bokongnya. Anwar pun menangis meraung-raung. Hati Sukarno sendiri menangis melihat sepeda kesayangan yang ia beli dengan susah payah, kini ringsek. Beberapa tahun kemudian, ketika Sukarno sudah menjadi tokoh pergerakan, mengetuai organisasi, mendapat honorarium. Ia kembali membeli sepeda. Tapi bukan untuk dirinya, melainkan untuk si Anwar. Mungkin ia merasa bersalah karena dulu telah menyepak bokong Anwar karena marah. Pendek kata, Sukarno adalah pengendara sepeda yang baik. Dalam beberapa kunjungan ke luar negeri, ia bahkan menjajal sepeda-sepeda onthel kebanggaan negara itu. Salah satu foto bahkan menunjukkan freestyle onthel ala Bung Karno. Ia bisa menghentikan sepeda, tanpa menjejakkan kaki ke bumi, badan membungkuk dan memegang roda depan. ....
DALAM buku Total Bung Karno karya Roso Daras diceritakan, tanggal 12 Oktober adalah hari wafat ibu Amsi. Tepatnya 12 Oktober 1935, ibu dari Inggit Garnasih, ibu mertua proklamator Bung Karno wafat terserang malaria. Lima hari tergolek di tempat tidurnya, di rumah pengasingan Bung Karno di Ambugaga, Ende, Flores. Hanya sekali ibu Amsi sadarkan diri, setelah itu tergolek tak sadar, hingga ajat menjemput. Ibu Amsi wafat di pangkuan Bung Karno, menantu kesayangan. Ketika itu, cucu ibu Amsi, anak angkat Bung Karno – Inggit, Ratna Djuami juga terserang malaria. Bedanya, Omi, begitu ia dipanggil, pulih, sedangkan Tuhan menghendaki ibu Amsi wafat di tanah interniran, di tanah buangan, nun jauh dari Bandung. ....
DALAM buku Total Bung Karno karya Roso Daras diceritakan bahwa proyek Gedung Sarinah, masuk dalam agenda pembangunan 10 Juli 1959 dan 6 Maret 1962. Selain Sarinah, proyek lain yang digarap perode itu adalah asembling radio transistor, TV dan bemo, penambangan marmer di Kediri, tekstil, alat pertanian, dan lain-lain. Suara oposan ketika itu menuding, proyek Sarinah sebagai proyek gagah-gagahan, proyek mercusuar Bung Karno. Apa komentar Sukarno? Kepada R. Soeharto, dokter pribadi yang ketika itu menjabat Menteri Muda Perindustrian Rakyat dan ditugaskan mewujudkan pembangunan Sarinah Dept. Store, Bung Karno memberi penjelasan panjang. “Jangan terlalu menghiraukan kecaman itu. Sarinah harus merupakan pusat sales promotion barang-barang produksi dalam negeri, terutama hasil pertanian dan industri rakyat. Pembangunan department store itu perlu dikaitkan dengan pendidikan tenaga terampil dan ahli konstruksi gedung bertingkat tinggi, paparnya. ....