Masjid Agung Banten di Banten Lama. Masa kecilnya dihabiskan di Banten Lama.
Ia menceritakan tentang Masjid Banten saat ia kecil yang dihuni jin. Kisah nyata ini dialami Fathul ketika masih duduk di SD. Dia ering tidur di masjid sekitar tahun 1970-an.
Jika tidur tanpa cuci kaki, biasanya tengah malam bisa berada di pinggir kolam. Maka ketika dia bangun langsung tercebur di kolam.
Baca juga:
Dikutip dari The Sultanate of Banten (1990) karya Hasan Muarif Ambary dan Jacques Dumarçay, Maulana Hasanuddin memperoleh gelar Pangeran Sabakingkin atau seda Kinkin. Pemberi gelar itu adalah kakeknya, yaitu Prabu Surosowan, Bupati Banten.
Diceritakan di website Dinas Pariwisata Provinsi Banten, Maulana Hasanuddin menghadap ayahnya di Cirebon. Ia diberi mandat untuk menyebarkan Islam ke Banten dan sekitarnya.
Maulana Hasanuddin berangkat ke Banten. Namun, misinya untuk menjalankan syiar Islam di Banten mendapatkan tentangan dari pamannya sendiri, yakni Prabu Pucuk Umun.
Setelah melakukan musyawarah, mereka bersepakat untuk tidak berperang secara fisik, namun diganti dengan pertarungan ayam jago.
Maulana Hasanuddin memenangkan perlombaan itu. Prabu Pucuk Umun mengaku kalah dan memberikan ucapan selamat seraya menyerahkan golok serta tombak sebagai tanda kekalahan.