Tak Lagi Mampu Sediakan Peti Mati untuk Pasien Covid-19, Pemkab Banyumas Minta Bantuan Pengusaha Komentar:
Kompas.com - 15/07/2021, 10:12 WIB Bagikan:
Pasalnya sejumlah rumah sakit mulai kewalahan menyediaakan peti mati karena terlalu banyaknya pasien Covid-19 yang meninggal dunia. Teman-teman pengusaha gotong royong, karena ini sifatnya mendesak, jadi enggak perlu dikumpulkan, langsung disalurkan, kata Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono di Pendapa Wakil Bupati Banyumas, Kamis (15/7/2011).
Hingga saat ini, Pemkab Banyumas telah menerima bantuan lebih dari 150 peti mati dari para pengusaha. Karena kami kekurangan, dulu setiap bulan dibantu Eka Pralaya (rumah persemayaman), tapi sekarang tiba-tiba (kasus kematian akibat Covid-19) meledak, sehingga saya minta bantuan ke teman-teman pengusaha, sukarela, ujar Sadewo.
Heboh Fenomena Aphelion Bawa Suhu Dingin, Ini Faktanya : Okezone techno
okezone.com - get the latest breaking news, showbiz & celebrity photos, sport news & rumours, viral videos and top stories from okezone.com Daily Mail and Mail on Sunday newspapers.
Terungkap Mahasiswi yang Tewas Membusuk di Kos Madiun Hamil 7 Bulan di Usia 19 Tahun, Ini Sosoknya
Fakta baru terungkap dari kasus mahasiswi tewas di kamar kos Jalan Patimura, Kelurahan Bangunsari, Kecamatan Mejayan,Senin (13/7/2021) malam.
Rabu, 14 Juli 2021 09:05
Penulis:
kolase surya/rahadian bagus/istimewa
Mahasiswi tewas di kamar kos Jalan Patimura, Kelurahan Bangunsari, Kecamatan Mejayan, Senin (13/7/2021) malam. Terungkap dia tengah hamil tua.
SURYA.CO.ID|MADIUN - Fakta baru terungkap dari kasus mahasiswi tewas di kamar kos Jalan Patimura, Kelurahan Bangunsari, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Senin (13/7/2021) malam.
Ternyata, mahasiswi bernama Puspita Dwi Anggraini yang masih berusia 19 tahun itu tengah hamil 7 bulan.
Permintaan Membludak, Perajin Peti Mati di Mojoroto Kediri Ini Tak Mau Ambil Keuntungan Besar
Meski jumlah pesanannya meningkat, Juang mengaku tak mau memanfaatkan situasi ini dengan menaikkan harga.
Rabu, 14 Juli 2021 08:32
Penulis:
Aktivitas pembuatan peti mati di Kelurahan Mojoroto, Kecamatan Mojoroto Kota Kediri Jawa Timur
SURYA.CO.ID, KEDIRI - Perajin peti mati di Kota Kediri memilih tak ambil untung besar dari usahanya meski banyak permintaan selama masa pandemi Covid-19.
Seperti perajin bernama Della Juang Pratama, warga Kelurahan Mojoroto, Kecamatan Mojoroto Kota Kediri yang kewalahan dengan pesanan yang membludak saat pandemi Covid-19.
Juang mengaku sudah menggeluti usahanya selama hampir 15 tahun lebih.
Kasus Kematian Covid-19 Melonjak, Perajin Peti Mati di Bantul Kewalahan Terima Pesanan Komentar:
Kompas.com - 14/07/2021, 09:46 WIB Bagikan:
Srini, perajin peti mati di Jalan Parangtritis, Kalurahan Canden, Kapanewon Jetis, mengatakan permintaan peti mati saat ini mencapai belasan unit dalam sehari. Semingguan ini permintaan meningkat, Saya dan suami kewalahan. Lah bagimana tidak, wong sehari bisa 10 peti, dulu belum tentu terjual, kata kepada wartawan, Selasa (13/7/2021).
Sebelum pandemi Covid-19 melanda, Srini mengaku hanya mampu menjual satu hingga dua peti mati. Bahkan, pernah tak laku sama sekali dalam sebulan.
Srini bersama suaminya saat ini harus memproduksi minimal belasan peti mati. Untuk satu unit peti mati dihargai Rp 500.000.
vimarsana © 2020. All Rights Reserved.