Latest Breaking News On - Ancestors the king mataram - Page 1 : comparemela.com
Raden Trunojoyo, Bangsawan Madura yang Menggempur Mataram dan Belanda : Okezone Nasional
okezone.com - get the latest breaking news, showbiz & celebrity photos, sport news & rumours, viral videos and top stories from okezone.com Daily Mail and Mail on Sunday newspapers.
Kisah Skandal Raja Amangkurat I, Gemar Rebut Wanita dan Membunuh : Okezone Nasional
okezone.com - get the latest breaking news, showbiz & celebrity photos, sport news & rumours, viral videos and top stories from okezone.com Daily Mail and Mail on Sunday newspapers.
PADA pertengahan abad 16 bangsa Portugis dan Spanyol datang ke Indonesia dalam usaha mencari rempah-rempah, yang akan diperdagangkan di Eropa. Pada saat yang sama, bangsa Inggris dan kemudian bangsa Belanda datang ke Indonesia juga.
Dengan VOC-nya bangsa Belanda menindas bangsa Indonesia, termasuk rakyat Jawa Tengah baik dibidang politik maupun ekonomi. Demikian dikutip dari jatengprov.go.id.
Baca juga:
Di awal abad 18
Kerajaan Mataram diperintah oleh Sri Sunan Pakubuwono II, setelah beliau wafat muncul perselisihan di antara keluarga raja yang ingin memilih atau menunjuk raja baru.
Baca juga:
Perselisihan bertambah keruh setelah adanya campur tangan pemerintah Kolonial Belanda pada perselisihan keluarga raja tersebut. Pertikaian ini akhirnya diselesaikan dengan Perjanjian Gianti tahun 1755.
Setelah ayahnya dieksekusi oleh Amangkurat I pada 1656, dia meninggalkan keraton, pindah ke Kajoran, dan menikahi putri dari Raden Kajoran kepala dari keluarga yang berkuasa di sana.
Pada 1670, Kajoran memperkenalkan menantunya, Trunajaya kepada pangeran mahkota, yang baru saja diusir oleh raja karena skandal, dan keduanya menempa persahabatan yang meliputi ketidaksukaan bersama terhadap Amangkurat.
Pada 1671 Trunajaya kembali ke Madura, di mana dia memanfaatkan dukungan pangeran mahkota untuk mengalahkan gubernur setempat dan menjadi penguasa Madura.
Ia lantas melakukan pemberontakan melawqn Amangkurat. Pemberontakan dumulai dengan serangkaian serangan dari para perompak Makassar yang berbasis di Demung terhadap kota-kota perdagangan di pantai utara Jawa.
Serangan pertama terjadi pada 1674 di Gresik tetapi dipukul mundur. Trunajaya mengadakan pernikahan dengan Karaeng Galesong, pemimpin orang Makassar, pada 1675 dan merencanakan penyerangan lebih lanjut.