Dukung Perbaikan Gizi Masyarakat dan Cegah Stunting, M-Tani Kembangkan Beras Fortifikasi
Diperbarui 03 Jul 2021, 06:19 WIB
10
Peneliti Sri Lanka dapatkan cara sederhana namun mampu pangkas kalori di nasi hingga 50 persen dengan minyak kelapa.
Liputan6.com, Jakarta -Fortifikasi produk pangan seperti beras bisa menjadi terobosan dalam upaya meningkatkan gizi masyarakat Indonesia. Hal tersebut disampaikan Tenaga Ahli Utama Deputi III KSP Dr dr Brian Sriprihastuti, MPH.
Menurut Brian, jika diberikan secara khusus pada kelompok rentan, beras fortifikasi akan berkontribusi pada upaya percepatan penurunan angka stunting.
Baca Juga Fortifikasi beras merupakan salah satu terobosan untuk upaya peningkatan gizi masyarakat Indonesia. Apabila diberikan secara khusus kepada kelompok rentan yaitu keluarga pra sejahtera dan kelompok 1.000 hari pertama kehidupan kecuali untuk kategori 0-6 bulan yang diberikan oleh ibu melalui ASI, akan dapat berkontribusi pada upaya percepatan penurunan angka
Peran Aktif PT Pamapersada Nusantara Membangun Masyarakat dan Lingkungan Sekitar
tribunnews.com - get the latest breaking news, showbiz & celebrity photos, sport news & rumours, viral videos and top stories from tribunnews.com Daily Mail and Mail on Sunday newspapers.
Skipping breakfast may leave you short on important nutrients, new research shows
wdsu.com - get the latest breaking news, showbiz & celebrity photos, sport news & rumours, viral videos and top stories from wdsu.com Daily Mail and Mail on Sunday newspapers.
Skipping breakfast leads to clear nutritional gaps among adults, study finds Those who skip breakfast are more likely to miss out on several key nutrients considered to be “dietary components of public health concern” by the USDA’s latest dietary guidelines compared to those who reported eating breakfast, according to an analysis of NHANES (National Health and Nutrition Examination Survey) data.
Published in
Proceedings of the Nutrition Society and supported by a grant from the American Dairy Association Mideast, the study was led by Ohio State School of Health and Rehabilitation Sciences graduate students, who analyzed data from 24-hour dietary recalls of 30,889 US adults who participated in the survey between 2005 and 2016.