Dilansir di Middle East Monitor, Selasa (27/7), orang-orang Yerusalem Palestina marah ketika Israel mencoba menghalangi akses melalui Gerbang Damaskus menggunakan penghalang logam. Mereka ingin melakukan pertemuan rutin warga Palestina di Masjid Al-Aqsa, terutama di malam hari selama bulan Ramadhan. Puncak dari keributan ini adalah Pertempuran Pedang Yerusalem, dimana warga Palestina dari Gaza melakukan perlawanan untuk mengekang Yudaisasi kota yang diduduki dan pengusiran paksa penduduk lingkungan Sheikh Jarrah. Meskipun serangan Israel terhadap Gaza menghentikan serangan pemukim di Al-Aqsha, pembentukan pemerintah Israel baru dan keteguhan para pemukim memunculkan kembali serangan di masjid dan pawai provokatif di dalam maupun daerah sekitarnya. Pemilihan pemimpin di Israel antara 2019 dan tahun ini tidak menghasilkan pemerintahan yang stabil, tetapi malah memperkuat kehadiran sayap kanan di parlemen. Knesset, MK ekstremis, tidak ragu-ragu mengungkapkan ambisi mereka mengambil alih Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa.