Prospek Investor Milenial Maraknya investor milenial ini juga terjadi di bursa saham domestik (BEI), tecermin dari penghimpunan dana di pasar modal per 9 Juli 2021 yang mencapai Rp92,68 triliun dari 84 penawaran umum. Bisnis.com - 23 Juli 2021 | 10:59 WIB
Pekerja melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis - Eusebio Chrysnamurti ×
Bisnis.com, JAKARTA - Peningkatan belanja konsumen, perkembangan ekonomi digital dan kelompok investor milenial yang pesat diyakini dapat menggerakkan pasar modal setelah pandemi Covid-19 berlalu. Di tengah stagnasi aktivitas bursa saham, muncul kelompok investor milenial berjumlah jutaan memasuki arena bursa untuk mencoba meraih keuntungan.
Mendag: Pelaku Ekonomi Masih Optimistis | Republika Online
republika.co.id - get the latest breaking news, showbiz & celebrity photos, sport news & rumours, viral videos and top stories from republika.co.id Daily Mail and Mail on Sunday newspapers.
Indonesia Surplus Neraca Perdagangan Sejak Mei 2020 Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (Istimewa) 16 Jul 2021 06:20
KBRN, Jakarta: Perkembangan Ekspor dan impor Indonesia pada Juni 2021 mengalami peningkatan, baik secara bulanan (mtm) maupun tahunan (yoy). Peningkatan ekspor dan impor tersebut menunjukkan aktivitas ekonomi di Indonesia terus pulih atau Pemulihan Ekonomi Nasional.
Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, meski saat ini sedang terjadi pandemi Covid-19, namun performa Neraca Perdagangan Indonesia ternyata masih cukup impresif.
“Performa Neraca Perdagangan yang cukup resilience di tengah pandemi tersebut perlu diapresiasi. Namun, untuk menjaga keberlanjutan surplus perdagangan ke depan, perlu terus dicermati beberapa faktor kunci,” kata Ai
Surplus Neraca Perdagangan telah dialami selama 14 bulan berturut-turut sejak Mei 2020, termasuk pada Juni 2021 yang surplus US$1,32 miliar. Secara historis, surplus pada 2020 bahkan mencapai rekor tertinggi dalam satu dekade terakhir dengan mencatatkan nilai sebesar US$21,62 miliar. Lebih jauh, angka ini juga telah mendekati rata-rata peforma surplus pada peak periode 2001-2011 dengan nilai sebesar US$26,16 miliar, sebelum akhirnya Indonesia lebih sering defisit sejak 2012.
Surplus tersebut khususnya ditopang oleh beberapa komoditas nonmigas andalan Indonesia yaitu lemak dan minyak hewani atau nabati (HS 15), bahan bakar mineral (HS 27), serta besi dan baja (HS 72). Namun, surplus neraca perdagangan ditekan oleh beberapa komoditas yang mengalami defisit, utamanya berasal dari reaktor nuklir, ketel, mesin dan peralatan mekanis (HS 84), mesin dan perlengkapan elektris serta bagiannya (HS 85), serta plastik dan barang daripadanya (HS 39).
Jumat, 16 Juli 2021 10:47 Reporter : Anisyah Al Faqir Pelabuhan. ©2013 Merdeka.com/arie basuki
Merdeka.com - Ekspor dan impor Indonesia pada Juni 2021 mengalami peningkatan, baik secara bulanan (mtm) maupun tahunan (yoy). Peningkatan ekspor dan impor tersebut menunjukkan aktivitas ekonomi di Indonesia terus pulih. Meski di tengah pandemi Covid-19, performa Neraca Perdagangan Indonesia masih cukup impresif.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian,
Airlangga Hartarto mengatakan capaian ini perlu diapresiasi. Namun beberapa hal tetap harus dicermati lagi. Performa neraca perdagangan yang cukup resilience di tengah pandemi tersebut perlu diapresiasi. Namun, untuk menjaga keberlanjutan surplus perdagangan ke depan, perlu terus dicermati beberapa faktor kunci, kata
Jakarta, Jumat (16/7).
vimarsana © 2020. All Rights Reserved.