Latest Breaking News On - உணவு ஒன்றுபட்டது மாநிலங்களில் - Page 6 : comparemela.com
Diet Pescatarian, Apa Saja Makanan yang Boleh Dikonsumsi? : Okezone Lifestyle
okezone.com - get the latest breaking news, showbiz & celebrity photos, sport news & rumours, viral videos and top stories from okezone.com Daily Mail and Mail on Sunday newspapers.
Masak Makanan Sehat Selama Pandemi, Perlu Perhatikan Kualitas Alat Masak
mediaindonesia.com - get the latest breaking news, showbiz & celebrity photos, sport news & rumours, viral videos and top stories from mediaindonesia.com Daily Mail and Mail on Sunday newspapers.
Tools are ideal for eco-conscious monomaterial packaging
powderbulksolids.com - get the latest breaking news, showbiz & celebrity photos, sport news & rumours, viral videos and top stories from powderbulksolids.com Daily Mail and Mail on Sunday newspapers.
Vaksin Covid-19 Johnson & Johnson Bisa Bikin Gangguan Saraf FDA memberikan peringatan terkait penggunaan vaksin Johnson & Johnson yang bisa sebabkan gangguan saraf langka. Rika Anggraeni - Bisnis.com 13 Juli 2021 | 10:28 WIB
Vaksin Covid-19 Johnson and Johnson bisa menimbulkan gangguan saraf langka. - ilustrasi ×
Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) telah mengumumkan label peringatan untuk vaksin Covid-19 Johnson & Johnson yang berkaitan dengan sindrom Guillain-Barre (GBS), yaitu gangguan neurologis langka, Senin (12/7/2021).
Lebih dari 12,5 juta vaksin Johnson & Johnson yang didistribusikan di Amerika Serikat, ditemukan terdapat 100 laporan awal kasus sindrom Guillain-Barre.
Melansir dari
Ch
WASHINGTON - Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) telah memperingatkan bahwa vaksin Covid-19 dosis tunggal Johnson & Johnson dapat menyebabkan sindrom Guillain-Barre, gangguan auto-imun langka yang menyerang saraf dan dapat mengakibatkan kelumpuhan.
Menurut keterangan FDA pada Senin (12/7/2021), sindrom Guillain-Barre telah terdeteksi pada sekira 100 orang yang baru saja menerima suntikan vaksin Johnson & Johnson, dan 95 dari kasus tersebut memerlukan rawat inap. FDA juga melaporkan seorang penerima vaksin Johnson & Johnson meninggal karena gangguan tersebut, meski tidak memberikan keterangan lebih lanjut.
Kebanyakan dari pasien adalah laki-laki berusia 50 dan lebih tua, dan gejala berkembang di sebagian besar kasus dalam waktu enam minggu setelah mereka divaksinasi terhadap Covid-19, menurut Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat. Sekira 12,8 juta orang Amerika Serikat (AS) telah diinokulasi dengan suntikan Johnson & Johnson.