SEBAGAI orangtua, mengamati periode sensitif anak merupakan salah satu hal yang tidak boleh dilupakan. Pertumbuhan anak memang akan lebih cepat dan lebih baik jika mereka mendapatkan stimulasi tepat.
Psikolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Pritta Tyas Mangestuti mengatakan, periode sensitif pada anak akan berbeda-beda. Oleh karenanya, respons yang diberikan pun harus sesuai. Amati si kecil sedang suka apa (periode sensitifnya). Misalnya anak sedang suka mengoceh, mungkin dia periode sensitif bahasa, kenalkan lagu-lagu untuk mestimulasi kemampuan berbahasanya, kata dia.
Bila anak sedang aktif-aktifnya bergerak, bisa jadi dia berada dalam periode sensitif gerak. Orang tua bisa mengajak anak bermain semisal estafet bola dengan mengelompokkan warna, atau bermain petak umpet di dalam rumah.