Jumat 30 Jul 2021 15:32 WIB
Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih Petugas kesehatan yang mengenakan APD (Alat pelindung diri) bersiap untuk melakukan tes swab COVID-19 di jalan tol Yangon-Mandalay di Yangon, Myanmar, 13 Oktober 2020. Foto: EPA-EFE/NYEIN CHAN NAING
Militer Myanmar disebut berhenti bagikan alat pelindung diri dan masker REPUBLIKA.CO.ID, YANGON – Kelompok aktivis hak asasi manusia (HAM) di Myanmar menuding militer menggunakan pandemi untuk mengonsolidasikan kekuasaan dan menghancurkan oposisi. Pada Februari lalu, militer mengkudeta pemerintahan sipil Myanmar.
Anggota pendiri Special Advisory Council for Myanmar, Yanghee Lee, mengatakan militer Myanmar telah berhenti membagikan alat pelindung diri dan masker. “Mereka (militer) tidak akan membiarkan warga sipil yang mereka curigai mendukung gerakan demokrasi dirawat di rumah sakit,” kata Lee yang sempat menjabat sebagai mantan pelapor khusus PBB unt