Dua Atlet di Desa Olimpiade Jepang Terkonfirmasi Covid-19
Pada tanggal 18 Juli ini, delapan kasus baru diumumkan, termasuk mereka yang terlibat dalam Olimpiade dan media.
Minggu, 18 Juli 2021 12:12 WIB
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Dua atlet luar negeri yang tinggal di Desa Olimpiade Tokyo dinyatakan terpapar virus corona.
Ini adalah pertama kalinya seorang atlet telah dikonfirmasi Covid-19 di Desa Olimpiade.
Menurut Panitia Penyelenggara, infeksi itu ditemukan pada dua atlet luar negeri yang tinggal di Desa Olimpiade di Harumi, Chuo-ku. Keduanya merupakan atlet dari kompetisi yang sama di negara yang sama, keduanya belum lewat 14 hari sejak masuk ke Jepang. Panitia kini menuntut agar atlet lain dalam tim menunggu di kamar mereka sendiri di kampung atlet. Kebijakan kami adalah melanjutkan pemeriksaan kontak dekat mereka, papar sumber
Laporan Nomura Research Institute terkait Covid-19 Jadi Bahan Konferensi Pers PM Jepang
Tren penurunan jumlah orang yang baru terinfeksi mulai menjadi jelas ketika tingkat vaksinasi pertama mencapai sekitar 40 persen.
Minggu, 18 Juli 2021 10:18 WIB
Mainichi Shimbun
PM Jepang Yoshihide Suga di Terminal 3 Bandara Haneda Tokyo saat melakukan inspeksi mendadak, Senin (28/6/2021).
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Perdana Menteri JepangYoshihide Suga mengungkapkan bahwa di negara-negara di mana vaksinasi dilakukan lebih awal, kecenderungan jumlah orang yang terinfeksi virus corona menurun ketika proporsi mereka yang menerima satu kali vaksinasi mencapai 40 persen dari populasi.
Pernyataan ini diungkapkan Yoshihide Suga saat konferensi pers pada tanggal 8 Juli 2021. Data ini didasarkan pada laporan Lembaga Penelitian Nomura.
Tribunnews.com
Kelompok Nasional Sayap Kanan Anti Korea Demo di Desa Olimpiade Tokyo Jepang
Kelompok nasional sayap kanan yang anti-Korea dipimpin oleh Nobuyuki Suzuki melakukan serangan terhadap patung wanita penghibur militer Jepang.
Minggu, 18 Juli 2021 08:11 WIB
Foto Chosun Ilbo versi Jepang
Pada tanggal 15 Juli 2021, spanduk dengan bendera Taegeuk (bendera Korea) dan kata-kata (alm) Jenderal Lee Sun-sin dipasang di gedung perumahan atlet Korea di Desa Olimpiade di Tokyo (kiri). Kemudian, pada tanggal 16 Juli, seorang demonstran Jepang dari kelompok paling kanan berdemonstrasi dengan Bendera Matahari Terbit di dekat perumahan atlet Korea tersebut.
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sekitar tujuh orang dari kelompok nasional sayap kanan Jepang mengadakan demonstrasi di depan Desa Olimpiade Tokyo, Jumat (16/7/2021) sore sambil memegang Bendera Matahari Terbit zaman Perang Dunia II dan pengeras suara.
Dua Atlet Positif Covid-19 di Desa Olimpiade Tokyo
Menurut Panitia Penyelenggara, infeksi itu ditemukan pada dua atlet luar negeri yang tinggal di Desa Olimpiade di Harumi, Chuo-ku.
Minggu, 18 Juli 2021 14:31 Editor:
Dua atlet ini tinggal di Desa Olimpiade Tokyo.
Ini adalah pertama kalinya, atlet telah dikonfirmasi Covid-19 di Desa Olimpiade.
Menurut Panitia Penyelenggara, infeksi itu ditemukan pada dua atlet luar negeri yang tinggal di Desa Olimpiade di Harumi, Chuo-ku. Keduanya merupakan atlet dari kompetisi yang sama di negara yang sama, keduanya belum lewat 14 hari sejak masuk ke Jepang. Panitia kini menuntut agar atlet lain dalam tim menunggu di kamar mereka sendiri di kampung atlet. Kebijakan kami adalah melanjutkan pemeriksaan kontak dekat mereka, papar sumber Tribunnews.com, Minggu (18/7/2021).
Tiga Pesan Penting dari Ahli Penyakit Menular Jepang untuk Antisipasi Covid-19
Profesor Omi mengimbau perlunya penguatan serta meminta agar masyarakat menghindari bergerak melintasi perbatasan prefektur sebanyak mungkin.
Minggu, 18 Juli 2021 09:47 WIB
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
DR. Shigeru Omi, Ketua Komite Penasehat Penanggulangan Covid-19 pemerintah Jepang dan Ketua JCHO (Organisai Komunitas Kesehatan Jepang) sejak 2014.
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Ahli penyakit menular Jepang memberikan 3 pesan penting kepada masyarakat karena melihat perkembangan penyebaran virus corona khususnya varian Delta yang dianggapnya sangat membahayakan di Jepang. Dua bulan menjelang Agustus ke depan akan menjadi acara puncak dalam perang melawan corona, karena acara yang mendorong orang untuk bergerak, seperti Olimpiade Tokyo, Paralimpiade, dan perayaan Obon di Jepang (nyekar), akan tumpang tindih, ungkap DR Shigeru Omi