Surabaya (beritajatim.com) - Wakil Wali Kota Surabaya Armuji meninjau normalisasi Sungai Kalimas yang sampai saat ini masih terus dilakukan pengerukan untuk
Benahi Wisata Air, Pemkot Surabaya Mulai Perdalam Kalimas jawapos.com - get the latest breaking news, showbiz & celebrity photos, sport news & rumours, viral videos and top stories from jawapos.com Daily Mail and Mail on Sunday newspapers.
PROF DR Slamet Muljana dalam bukunya, Pemugaran Persada Sejarah Leluhur
Majapahit, menggambarkan keindahan keraton Majapahit. Ia menuliskan, Keraton Majapahit menghadap ke arah barat. Di muka benteng ada lapangan sangat luas dikelilingi parit berisi air.
Beberapa bangunan kenegaraan, seperti balai agung tempat pertemuan dan balai manguntur atau pendapa agung tempat para pembantu utama menghadap Sang Prabu. Di tengah balai manguntur terdapat rumah kecil dengan takhta tempat duduk raja , balai witana.
Arkeolog dan Sejarahwan percaya bahwa letak kerajaan Majapahit di daerah Trowulan dan sekitarnya. Pemerintah telah menetapkan desa Trowulan sebagai situs cagar budaya kerajaan Majapahit.
Keberadaan keraton Majapahit diduga di desa Kedaton dan desa Sentonorejo. Di desa Kedaton diduga sebagai keraton Majapahit. Kata Jawa kedaton berarti istana.
DALAM
prasasti Trowulan I berangka 1358 M tercatat bahwa Surabaya sudah ada sejak jaman dulu. Surabaya (Churabhaya) masih berupa desa di tepi sungai Berantas
Surabaya (Churabhaya) juga tercantum di Negara Kretagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca tentang perjalanan pesiar Hayam Wuruk pada tahun 1385 M dalam pupuh XVII (bait ke 5, baris terakhir).
Pertempuran antara Raden Wijaya pendiri Kerajaan Majapahit melawam pasukan tar-tar dari dinasti Mongol, diduga terjadi di sepanjang aliran sungai sampai muara Sungai Kalimas yang sekarang Tanjung Perak atau Ujunggaluh.
Menurut kitab Pararaton, pasukan Mongol yang dipimpin Ike Mese diusir dari Pulau Jawa. Pertempuran berakhir di Pelabuhan Ujunggaluh dengan kemenangan pasukan Raden Wijaya.