TIDAK seperti ayahnya, Adipati Jayengrana yang berhasil diracuni, dan saat tak berdaya dihabisi beramai-ramai oleh kaki tangan Kompeni Belanda. Adipati Sawunggaling lebih sulit dibunuh. Sejak berangkat dan tiba di Kraton Kartasura, Adipati Surabaya tersebut sudah menyiapkan kewaspadaan tinggi. Ia tahu, ayahnya terbunuh karena dicurangi. Dicekoki anggur bercampur racun arsenik.
Sebelum meregang nyawa, Sawungsari (Kakak Sawunggaling lain ibu) yang turut menjadi korban dalam tragedi tersebut, menceritakan semuanya. Dalam keadaan setengah sekarat, Jayengrana dikeroyok. Tubuhnya dihujami berbagai senjata tajam hingga tewas. Peristiwa berdarah itu berlangsung Juli 1718. Karenanya, saat menerima uluran sloki berisi anggur dari Van Hoogendorf, petinggi VOC untuk wilayah Jawa bagian Timur, Sawunggaling tidak buru-buru meneguknya.