Filosofi Menahan Emosi di Jalanan
Adu mulut di jalanan rawan berakhir adu fisik, menambah runyam masalah.
Peristiwa seorang anggota TNI memukul sopir truk puso dan memecahkan kaca depan mobilnya adalah bentuk pengumbaran kemarahan di jalanan.
Ini tiba-tiba mengingatkan pada peristiwa yang saya alami sendiri, yaitu marah-marah di jalanan. Waktu itu memasuki perumahan, mobil saya terhenti di belokan karena jalanan agak sempit. Saat saya mundur sedikit, tanpa sadar ada pemotor di belakang akibatnya ujung depan motornya ketabrak. Si pemotor pun mendamprak badan mobi saya. Lalu saya kejar dan meluapkan emosi saya dan memarahinya dengan suara sangat keras.
Tapi hal itu belakangan membuat saya menyesal meski tidak terjadi aksi kekerasan ke orang lain. Namun seandainya saya menahan emosi saat itu maka itu akan lebih baik.
Gambaran teleportasi (Credit: Dispatchreview.com)
Nabi Sulaiman dalam kitab suci Alquran menitahkan kepada para bawahannya untuk membawa Singgasana Ratu Balqis menuju ke Baitul Maqdis. Padahal jarak antara Baitul Maqdis dengan negeri Saba tempat Ratu Balqis dan singgasananya berada adalah 2212 km.
Mula-mula Jin Ifrit menawarkan diri ke Sulaiman untuk mengangkut Singgasana Ratu Balqis ke hadapan Sulaiman. Jin Ifrit menyanggupi bisa membawa Singgasana tersebut sebelum Nabi Sulaiman berdiri dari tempat duduknya.
Namun Nabi Sulaiman belum puas ia kembali menawarkan perintah untuk membawa singgasana Ratu Balqis lebih cepat dari yang bisa dilakukan oleh Jin Ifrit. Tiba-tiba berdirilah seorang wazir yang bernama Ashif bin Barkhoya ia menyanggupi bisa membawa singgasana Ratu Balqis sebelum mata Nabi Sulaiman terpejam.