Latest Breaking News On - Interaction drugs - Page 1 : comparemela.com
Ahli Bantah Dexamethasone dan Azythromycin pada Covid-19 Sebabkan Asidosis Laktat akibat Interaksi Obat
kompas.com - get the latest breaking news, showbiz & celebrity photos, sport news & rumours, viral videos and top stories from kompas.com Daily Mail and Mail on Sunday newspapers.
Ini Penjelasan Pakar Unair Soal Kabar Pasien Covid-19 Meninggal karena Interaksi Obat : Okezone News
okezone.com - get the latest breaking news, showbiz & celebrity photos, sport news & rumours, viral videos and top stories from okezone.com Daily Mail and Mail on Sunday newspapers.
Lantas, apakah benar seluruh pasien covid-19 meninggal karena adanya interaksi obat?
Menjawab hal tersebut, influencer kesehatan sekaligus dokter relawan covid-19 Muhammad Fajri Adda I menjelaskan melalui unggahan video di akun media sosial Instagram-nya @dr.fajriaddai, Jumat 16 Juli 2021, bahwa pernyataan tersebut salah.
Alasannya, tidak ditemukan interaksi obat yang berbahaya sampai mengancam nyawa akibat kombinasi obat atau suplemen yang biasa diberikan kepada pasien covid-19. Variasi kondisi klinis pasien sangat beragam, sehingga penilaian sebab kematian harus dibuktikan/diinvestigasi lebih lanjut, karena covid-19 memang penyakit yang progresif dapat menyebabkan kematian pada sebagian orang, terang dr Fajri lewat unggahannya.
Dalam kesempatan tersebut, dr Fajri pun memberikan sejumlah alasan berdasarkan fakta-fakta lapangan dan bukti ilmiah yang disertakan.
PEMERINTAH memutuskan melarang penggunaan obat oseltamivir dan azitromisin untuk pasien covid-19. Keputusan ini diterbitkan dalam revisi Panduan Tatalaksana Pengobatan Covid-19 dari Lima Organisasi Profesi pada 14 Juli 2021.
Terkait keputusan itu, influencer kesehatan sekaligus dokter relawan covid-19 Muhamad Fajri Adda i menjelaskan bahwa revisi tersebut menyebut pemberian obat antivirus harus dengan resep dokter. Artinya, obat Oseltamivir dan Azitromisin baru akan diberikan jika ada indikasi tertentu. Oseltamivir dan Azitromisin tidak lagi diberikan kepada pasien covid-19, kecuali berdasarkan indikasi tertentu berdasarkan penilaian dokter. Selain itu, pemberian obat antibiotik juga harus dengan resep dokter, terang dr Fajri, seperti dikutip dari unggahan di akun Instagram-nya @dr.fajriaddai, Sabtu (17/7/2021).
KASUS covid-19 di Tanah Air makin memprihatinkan. Hal ini tambah parah dengan masih banyak beredar kabar menakutkan di tengah masyarakat. Salah satunya yang menyebutkan vaksin covid-19 berbahaya dan dapat menyebabkan Antibody Dependent Enhancement (ADE) atau peningkatan ketergantungan antibodi. Apakah kabar tersebut fakta atau hoaks belaka?
Influencer kesehatan sekaligus dokter relawan covid-19 Muhammad Fajri Adda i menegaskan kabar vaksin covid-19 berbahaya adalah tidak benar. Dalam unggahan video di akun Instagram-nya @dr.fajriaddai, ia menjelaskan secara detail mengenai ADE yang belakangan ini ramai dibahas masyarakat. ADE adalah peristiwa di mana antibodi sebagai bagian dari sistem pertahanan tubuh yang seharusnya menetralisasi virus yang masuk malah membantu virus lebih mudah menginfeksi sel-sel tubuh, terang dr Fajri, seperti dikutip
vimarsana © 2020. All Rights Reserved.