Imam dan khatib Masjidil Haram yang juga anggota Majelis Ulama Senior Sheikh Bandar Bin Abdulaziz Balila menyampaikan khutbah Arafah di Masjid Agung Namirah. Dia menghidupkan kembali khutbah perpisahan yang terkenal dari Nabi Muhammad SAW ketika ia melakukan haji wada.
Dalam khutbahnya, Syekh Bandar mengajak umat Islam bertakwa dan menaati perintah-Nya untuk meraih kesuksesan di dunia dan akhirat. Beliau juga menekankan bentuk terbaik dari beribadah kepada Tuhan juga termasuk melayani sesama dan kemanusiaan dengan cara yang terbaik. Khutbah itu diterjemahkan ke dalam 10 bahasa, termasuk Inggris, Melayu, Urdu, Persia, Prancis, China, Turki, Rusia, Hausa, dan Bengali.
Usai khutbah, Syekh Bandar memimpin sholat. Mengikuti tradisi mulia Nabi SAW, ia melakukan sholat Zhuhur dan Ashar, dipersingkat dan disatukan, dengan satu adzan dan dua iqamah.
Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.
Itulah balasan dari orang yang taat pada Allah, ia akan dipalingkan dari kesulitan dan musibah, akan dibukakan jalan keluar dengan mudah.
Sebagaimana disebutkan pula dalam ayat lainnya,
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (2) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا (3)
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan keten
Ketakwaan juga bisa dipelajari lewat ibadah qurban, sebagaimana kurban yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim bersama putranya Ismail AS. Tindakan mereka patut menjadi contoh teladan bagi umat Islam. Qurban menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (qurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya, ujarnya mengutip surah Al Hajj: 34. Sedangkan keutamaan qurban lain, kata Ustadz Ali, adalah belajar ikhlas mengorbankan harta demi meningkatkan nilai keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Diakuinya, ada makna mendalam dari ibadah qurban. Misalnya, tentang keikhlasan dan pengorbanan.
Tujuan Allah Menciptakan Manusia dan Cara Mendekatkan Diri Kepada-Nya
Diperbarui 20 Jul 2021, 10:50 WIB
18
Ilustrasi Islam, Muslim. (Sumber: Pixabay)
Liputan6.com, JakartaTujuan Allah menciptakan manusia bukan main-main. Manusia disebut makhluk sempurna karena diberi akal dan pikiran untuk berkehendak sendiri. Tujuan Allah menciptakan manusia pastinya bukan sebuah kesia-siaan.
Allah selalu menciptakan makhluknya dengan tujuan yang mulia. Manusia merupakan makhluka Allah yang diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Jika tujuan Allah menciptakan manusia sudah sangat mulia, bagaimana bisa manusia tidak mau beriman kepada-Nya?
Baca Juga
Berikut tujuan Allah menciptakan manusia yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (20/07/2021).
2 dari 8 halaman
Ilustrasi Islami, muslim, silaturahmi. (Photo by mentatdgt from Pexels)