Gunung Tambora: Meriam Nyi Roro Kidul, Frankenstein, dan Malapetaka di Eropa
Diperbarui 08 Jul 2021, 17:33 WIB
14
Penampakan terkini kawah Gunung Tambora. (Twitter/@infomitigasi)
Liputan6.com, Jakarta - Saat Gunung Tambora mulai batuk, 5 April 1815, tak ada yang mengira malapetaka akan datang. Gunung itu sudah lama tidur. Letusan terakhirnya terjadi antara tahun 3890 SM and 800 Masehi, terlalu lama menghilang dari memori manusia.
Yang kemudian terjadi justru salah sangka. Para pedagang dan penjelajah Inggris mengira, gelegar Gunung Tambora adalah bunyi meriam yang ditembakkan. Mereka khawatir, pertempuran di tengah laut sedang terjadi tak jauh dari sana.
Baca Juga
History of Java, yang terbit 1817. Letupan pertama terdengar di pulau ini pada 5 April petang, bisa didengar di setiap sudut, dan berlanjut secara berkala hingga hari berikutnya, tulis Raffles, seperti dikutip dari situs