Jadi apa yang membuat Larry tertarik pada wayang?
“Waktu itu lewat alun-alun, terus ada yang jual wayang, (tokoh) Abimanyu. Larry tertarik, terus dibelikan oleh papa. Ya, tertarik ukiran-ukiran di wayangnya, tapi nggak paham,” tutur Larry kepada
VOA.
Semula Larry kurang tahu soal wayang, apalagi waktu itu Larry duduk di sekolah internasional. Tetapi setelah pindah ke sekolah swasta Indonesia, Larry diajarkan bahasa Jawa dalam salah satu mata pelajarannya. Itulah yang membuatnya makin tahu dan sedikit demi sedikit memahami cerita wayang dan kemudian ingin menjadi dalang.
Ibu Larry, Olivia Kristantyo yang menemani Larry ketika ditemui
VOA merasa senang putra tunggalnya itu menyukai wayang.
Larry Dalang Cilik Keturunan Tionghoa
13/07/2021
Teruskan
share
VOA
Biasanya menjadi seorang dalang adalah bakat turun-temurun dari orang tuanya. Anak seorang dalang bisa mendalang tanpa belajar secara formal. Ia mengikuti ayahnya selagi mendalang dengan membawakan peralatan, menata panggung, mengatur tokoh-tokoh wayang dan mempersiapkan wayang yang akan dimainkan.
Kebanyakan bakat mendalang diperoleh dari sang ayah yang seorang dalang. Namun, tidak demikian dengan Larry Allen Santoso, 11 tahun asal Surakarta. Larry besar dari kedua orangtua keturunan Tionghoa, tidak mempunyai latar belakang profesi dalang sedikitpun. Memang mereka bisa mengerti bahasa Jawa karena tinggal di Solo, tetapi mereka menggunakan bahasa Indonesia dalam percakapan sehari-hari di rumah.