DALAM buku Orang-orang Golongan Kalang (1971) disebutkan bahwa
orang kalang (Wong Kalang) sebagai kelompok yang tersisih secara sosial. Orang-orang Kalang dipaksa tinggal di daerah pengasingan, seperti pantai yang berpaya-paya, tepi sungai, lereng gunung-gunung, dan tanah tandus.
Sebagian hidup mengembara di hutan-hutan. Lingkungan yang keras menempa mereka menjadi pekerja keras.
Siapa orang Kalang? Jika ditanyakan soal itu kepada orang Kalang, muncul uraian kisah yang berpangkal pada mitos.
Konon, seorang putri mengawini seekor anjing lantaran termakan sumpahnya sendiri. Cerita semacam itulah yang memunculkan mitos, orang Kalang memiliki ekor.
Ternyata tentang ekor itu bisa dibuktikan secara ilmiah. Seorang keturunan orang kalang membuka rahasia itu.