Oxfam: Tiap Menit, 11 Orang Mati Kelaparan Minggu, 11 Juli 2021 | 07:01 WIB Oleh : Unggul Wirawan / WIR
Oxfam mengidentifikasi negara-negara termasuk Yaman, Republik Demokratik Kongo, Afganistan dan Venezuela sebagai tempat di mana krisis pangan yang ada telah diperburuk oleh timbulnya pandemi dan konsekuensi ekonominya. (Foto: AFP)
Nairobi, Beritasatu.com- Sekitar 155 juta orang di seluruh dunia hidup pada tingkat krisis kerawanan pangan, 20 juta lebih banyak dari tahun 2020. Bahkan Oxfam menyebut tiap menit, ada 11 orang mati kelaparan di dunia.
Diterbitkan pada Jumat (9/7/2021), laporan “The Hunger Virus Multiplies” dari Oxfam menemukan jumlah orang-orang yang menghadapi kondisi kelaparan secara global telah meningkat enam kali lipat selama setahun terakhir. Bahkan jumlah kematian akibat kelaparan melebihi Covid-19, yang membunuh sekitar tujuh orang per menit.
Korea Utara Lakukan Reshuffle Pejabat, Analis: Ingin Fokus Urus Ekonomi, Bukan Program Nuklir
tribunnews.com - get the latest breaking news, showbiz & celebrity photos, sport news & rumours, viral videos and top stories from tribunnews.com Daily Mail and Mail on Sunday newspapers.
Kim Jong Un Bersihkan Puluhan Pejabat Korea Utara karena Krisis Pangan Komentar:
Kompas.com - 06/07/2021, 11:46 WIB Bagikan: AP PHOTO/KCNA via KNSDalam foto yang dirilis pemerintah Korea Utara, Kim Jong Un berbicara selama pertemuan Partai Buruh Korea di Pyongyang pada 17 Juni 2021. Dalam pidatonya, Kim Jong Un memerintahkan pejabatnya untuk bersiap jika terjadi konfrontasi dengan Amerika Serikat.
Dalam editorial yang dipublikasikan
Rodong Sinmun, Pyongyang memberikan peringatan mengenai perlunya memperkuat kesetiaan.
Peringatan itu muncul setelah Kim memecat puluhan pejabat. Mereka dianggap tak becus menangani masalah pandemi Covid-19 maupun pangan yang makin menipis.
Editorial yang diterbitkan pekan lalu menyatakan, mereka akan menjadi pecundang revolusi jika tidak mempertahankan kedisplinan.
Pemerintah Ethiopia Umumkan Gencatan Senjata di Wilayah Tigray
Diperbarui 29 Jun 2021, 11:54 WIB
17
Pengungsi Ethiopia beristirahat di wilayah Qadarif, Sudan, Rabu (18/11/2020). Badan Pengungsi PBB mengatakan konflik yang berkembang di Ethiopia telah mengakibatkan ribuan orang melarikan diri dari wilayah Tigray ke Sudan. (AP Photo/Marwan Ali)
Liputan6.com, Tigray - Pemerintah Ethiopia telah mengumumkan gencatan senjata di wilayah Tigray yang dilanda perang, sementara pihak pemberontak mengklaim kendalinya atas ibu kota regional Mekelle.
Warga melaporkan adegan kegembiraan dengan ribuan orang di jalan-jalan mengibarkan bendera dan menyalakan kembang api, demikian dikutip dari laman
BBC, Selasa (29/6/2021).
Baca Juga
Konflik tersebut telah mendorong kawasan tersebut ke dalam krisis kemanusiaan yang mendalam.