Tanggapi BEM UI, Ngabalin: Kritik Boleh, tapi Jangan kalau Tanpa Pencerahan untuk Masyarakat Komentar:
Kompas.com - 29/06/2021, 08:50 WIB Bagikan:
Namun, menurutnya mahasiswa tidak boleh memberikan kritik yang tidak memberikan pencerahan kepada masyarakat.
Hal itu disampaikannya menanggapi unggahan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) berjudul
Jokowi:The King of Lip Service di akun media sosialnya. Mengkritik boleh, untuk evaluasi sekaligus motivasi apa yang ingin dikejar dan yang akan dilakukan pemerintah dan Bapak Presiden, ujarnya dalam unggahan di kanal YouTube pribadinya Serbet Ngabalin yang dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (29/6/2021). Tapi ciri mahasiswa tidak boleh menggunakan data fakta yang tidak memberikan pencerahan ke masyarakat, lanjutnya.
BEM UGM Sindir Jokowi dengan Sebutan Presiden Orde (Paling) Baru kompas.com - get the latest breaking news, showbiz & celebrity photos, sport news & rumours, viral videos and top stories from kompas.com Daily Mail and Mail on Sunday newspapers.
Saat BEM UI Kritik Jokowi, Rektorat Meradang, Birokrat Kampus Dinilai Terkurung di Menara Gading Komentar:
Kompas.com - 29/06/2021, 08:36 WIB Bagikan:
Kritik itu disampaikan melalui postingan di media sosial BEM UI bertajuk,
Jokowi: The King of Lip Service , Sabtu (26/6/2021). Sehari berselang, surat pemanggilan pun keluar.
Dalam postingan tersebut, BEM UI mengkritik Presiden Joko Widodo yang kerap kali mengobral janji.
Selain itu, postingan itu juga menyindir berbedanya antara janji dan keputusan yang diambil Jokowi. Mulai terkait rindu demo, revisi UU ITE, penguatan KPK, dan rentetan janji lainnya.
Kepala Biro Humas dan Keterbukaan Informasi (KIP) UI, Amelita Lusia menyebut cara penyampaian yang dilakukan BEM UI kurang tepat.
Rektorat UI Anggap Foto Presiden Simbol Negara Saat Panggil BEM, ICJR: Mengada-ada Komentar:
Kompas.com - 29/06/2021, 11:35 WIB Bagikan:
JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Institute for Criminal Justice Reform (ICJR) Erasmus Napitupulu menyebut Rektorat Universitas Indonesia (UI) mengada-ada dengan menempatkan Presiden Joko Widodo sebagai simbol negara.
Adapun, klaim presiden sebagai simbol negara menjadi salah satu dalih rektorat memanggil sejumlah aktivis Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) usai mengkritik Jokowi: The King of Lip Service . Ya mengada-ada, lah, kok Rektorat ikut-ikutan. Ini persoalan hak warga negara dan demokrasi, kalau dipanggil dengan alasan salah yang dilakukan BEM, itu pengekangan, kata Erasmus kepada
Kompas.com, Selasa (29/6/2021).