Profil Atlet Olimpiade: Panahan Alviyanto Bagas & Arif Pangestu suroprapanca 23 Jul 2021, 06:26
Dua atlet panahan Alviyanto Bagas dan Diananda Choirunisa membidik target dalam latihan Pelatnas Olimpiade di Lapangan Panahan Gelora Bung karno (GBK), Jakarta, Selasa (1/6/2021). (antara)
INILAH, Bandung - Alviyanto Bagas dan Arif Dwi Pangestu menjadi dua dari empat atlet panahan Indonesia yang akan tampil di Olimpiade Tokyo 2020 bersama dengan Riau Ega Agata dan Diananda Choirunnisa.
Baik Bagas dan Arif akan turun pada nomor beregu putra dan individual putra pada kompetisi yang akan dimulai pada 23 hingga 8 Agustus di Yumenoshima Park Archery Field, Tokyo.
Bagas merupakan atlet panahan asal Klaten Jawa Tengah yang diketahui sudah aktif melakoni cabang olahraga ini sejak kecil. Bergabung bersama dengan Klub Panahan Smartku, Bagas mengasah kemampuannya hingga menjaj
Atlet Panahan Alviyanto Bagas dan Arif Pangestu Siap Tempur di Olimpiade
koran-jakarta.com - get the latest breaking news, showbiz & celebrity photos, sport news & rumours, viral videos and top stories from koran-jakarta.com Daily Mail and Mail on Sunday newspapers.
Profil atlet Olimpiade: Panahan Alviyanto Bagas & Arif Pangestu
antaranews.com - get the latest breaking news, showbiz & celebrity photos, sport news & rumours, viral videos and top stories from antaranews.com Daily Mail and Mail on Sunday newspapers.
Menikmati Gudeg Manggar, Kuliner Perlawanan Khas Bantul
Diperbarui 19 Jul 2021, 07:00 WIB
15
Manggar adalah putik dari bunga kelapa muda yang dipakai sebagai bahan utama pengganti nangka muda.
Liputan6.com, Yogyakarta - Di Bantul Yogyakarta, ada jenis gudeg yang tak kalah popular, yakni gudeg manggar. Gudeg manggar identik dengan putik bunga kelapa muda yang dipakai sebagai bahan utama menggantikan nangka muda.
Gusti Retno Pembayun, disebut-sebut sebagai pencipta gudeg manggar pada 1600-an. Gusti Retno Pembayun merupakan keturunan Panembahan Senopati yang menikah dengan Ki Ageng Mangir yang merupakan seorang kesatria.
Menurut berbagai sumber, penggunaan manggar sebagai pengganti nangka muda dianggap bentuk perlawanan pada masa penjajahan Belanda. Konon pada masa Perang Diponegoro, sebagian rakyat Bantul melawan kekuasaan Sultan Hamengkubuwono yang pada waktu itu dianggap memihak pada kepentingan Belanda.
Nelangsa Kakak Beradik di Bantul, Mendadak Jadi Yatim Piatu karena Serangan Covid-19
Diperbarui 16 Jul 2021, 09:00 WIB
19
Pasangan suami istri meninggal akibat positif COvid-19 tinggalkan kedua anak. kini anaknya jadi yatim piatu.
Liputan6.com, Bantul - Kesedihan melanda kakak beradik RD (27) dan RA (10) asal Kabupaten Bantul Yogyakarta ini. Keduanya kini menjadi yatim piatu setelah kedua orangtua mereka meninggal dunia karena Covid-19.
Keduanya kini tinggal di selter Sabdodadi karena mereka juga dinyatakan positif usai terpapar Covid-19 dari sang ayah, T (49). Kakak beradik itu kini bingung akan hidup dengan siapa jika sudah dinyatakan sembuh dan selesai menjalani isolasi.
Baca Juga
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kalurahan Bantul, Kuswandi menceritakan awal mula kedua anak ini menjadi yatim piatu. Dua pekan lalu, ayah kedua anak ini menderita gangguan syaraf otak.