Cegah Penularan Covid-19, Pengelolaan 2 Lokasi Wisata di Sigi Bakal Berbasis Digital
Diperbarui 21 Jul 2021, 06:00 WIB
14
Objek Wisata Paralayang di Desa Wayu yang menjadi salah satu destinasi wisata andalan Kabupaten Sigi. (Foto: Heri Susanto/ Liputan6.com).
Liputan6.com, Palu - Pariwisata menjadi sektor yang paling terimbas situasi pandemi Covid-19 termasuk di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Sejak pertengahan tahun 2020 objek-objek wisata andalan kabupaten itu sepi pengunjung. Selain karena kebijakan buka tutup sesuai dengan situasi pandemi, berwisata juga ditakutkan warga meningkatkan risiko tertular virus tersebut.
Baca Juga
cashless di dua destinasi wisata, yakni Wisata Air Panas Bora dan Paralayang Wayu.
Dengan cara itu, risiko penularan Covid-19 bisa diminimalisasi. Selain itu akuntabilitas pengelolaan keuangan bisa terjaga dengan pencatatan digital.
Share
VIVA – Klaster keluarga jadi salah satu rantai penularan yang mendorong angka kasus COVID-19 naik secara signifikan. Anak-anak pun turut menjadi korban, atau setidaknya terancam. Mencegah itu, Akatara Jurnalis Sahabat Anak bersama Unicef Indonesia membuat gerakan ‘Ronda Digital’.
Ronda Digital merupakan gerakan kolaborasi yang dilakukan bersama anak-anak di Jawa Timur dan Jawa Tengah untuk bersama-sama berkampanye dan menerapkan 3M. Ronda dijalankan oleh anak-anak di sejumlah kabupaten/kota untuk membangun sistem keamanan lingkungan (siskamling) di media sosial.
Kolaborasi ini nantinya diharapkan bisa menjadi ruang edukasi, serta membangun kembali pola ‘Ronda Digital’ yang bisa dilakukan oleh anak-anak untuk menjaga diri dan menyelamatkan keluarganya, temannya, maupun saudara-saudaranya dari penularan COVID-19.
Selain itu, ia juga menginstruksikan kepala daerah agar menyiapkan rumah-rumah isolasi terutama untuk pasien dengan gejala ringan. Rumah isolasi ini, kata dia, harus disiapkan hingga di tingkat kelurahan atau desa untuk menghindari terjadinya penularan yang lebih luas di dalam keluarga, khususnya di daerah padat penduduk. “Paling tidak ada isolasi terpusat di tingkat kecamatan, terutama ini untuk kawasan-kawasan yang padat utamanya di kota-kota. Ini harus ada. Karena cek lapangan yang saya lakukan untuk kawasan-kawasan padat, 3x3 dihuni oleh 4 orang. Saya kira ini kecepatan penularan akan sangat masif kalau itu tidak disiapkan isolasi terpusat di kelurahan itu atau paling tidak di kecamatan,” jelasnya.
Share
VIVA – Hari Idul Adha akan segera dirayakan oleh umat muslim di seluruh dunia, termasuk Indonesia yang masih berjibaku dengan lonjakan kasus COVID-19. Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat yang telah diterapkan pemerintah mengharuskan masyarakat mencegah kerumunan saat melaksanakan shalat ied.
Dikatakan Ketua MUI Bidang Fatwa, Dr KH M Asrorun Ni’am Sholeh MA, PPKM Darurat tak menghalangi untuk tetap beribadah sholat Idul Adha. Namun, tetap harus mengutamakan kesehatan, termasuk menghindari kerumunan. Untuk itu, shalat di rumah bisa menjadi pilihan di tengah pandemi ini. Pelaksanaannya harus memperhatikan aspek keselamatan diri dan juga orang lain, sehingga harus dipastikan tidak terjadi kerumunan, ujar Asrorun beberapa waktu lalu.