PUNA Elang Hitam yang merupakan pesawat udara nirawak jenis medium altitude long endurance (MALE) sebagai lompatan teknologi masa kini untuk kemajuan Indonesia.
Jumat 30 Jul 2021 06:42 WIB Red: Erik Purnama Putra Foto: Pen Koopsau III
Pangkoopsau III bertemu tokoh Papua cari solusi terbaik penanganan kasus di Merauke. REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA Panglima Komando Operasi Angkatan Udara (Pangkoopsau) III, Marsda Bowo Budiarto menari solusi terbaik tindak kekerasan yang dilakukan dua personel Lanud JA Dimara, Merauke, Provinsi Papua pada Senin (26/7), kepada warga sipil penyandang disabilitas. Bowo mengaku, kehadirannya dalam pertemuan silaturahim dengan tokoh masyarakat dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Papua untuk mencari solusi terbaik penanganan masalah kekerasan di Merauke. Menurut dia, pimpinan tertinggi TNI dan AU sudah bertindak tegas. Adapun jadwal pergantian dua pejabat baru digelar pada Jumat (30/7).
29 Juli 1947: TNI-AU melancarkan serangan udara untuk pertama kalinya Para anggota operasi pemboman pertama AURI. (Kebudayaan.Kemdikbud.go.id)
Elshinta.com - Tepat pada 29 Juli 1947, sekira pukul 05.00 WIB, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI-AU) melancarkan serangan udara untuk pertama kalinya dalam Perang Revolusi Kemerdekaan. Target serangan yakni menghancurkan markas tentara Belanda di Semarang, Salatiga, dan Ambarawa.
TNI-AU berhasil melakukan pengeboman di tiga kota tersebut. Atas pengeboman itu, Indonesia memperoleh kemenangan strategis.
Namun, beberapa jam berselang, pesawat Belanda menembak jatuh pesawat Dakota VT-CLA milik AURI yang tengah membawa persediaan obat-obatan bagi kepentingan perjuangan. Yang lebih menyedihkan lagi, dalam pesawat tersebut terdapat tiga tokoh perintis AURI, yakni Komodor Muda Udara Agustinus Adisutjipto, Komodor Muda Udara Abdulrachman Saleh dan Opsir Muda Udara I Adisumarmo. Ketiganya gugur bersama kru dan beberapa pen
Istana Buka Suara Soal Prajurit TNI AU Injak Kepala di Papua CNN Indonesia | Rabu, 28/07/2021 08:31 WIB Bagikan : Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengecam aksi prajurit TNI AU menginjak kepala warga Papua di Merauke, Senin (26/7). (Foto: ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI) Jakarta, CNN Indonesia
TNI AU) menginjak kepala warga yang disebut menyandang disabilitas di Merauke,
Papua. Tindakan dua aparat itu dinilai eksesif alias melampaui batas.
Kepala Staf Presiden Moeldoko mengatakan Presiden Joko Widodo meminta aparat keamanan harus memiliki perspektif hak asasi manusia (HAM). Aparat juga diminta menekankan pendekatan humanis dan dialogis, terutama kepada difabel.
Lihat Juga : Atas terjadinya peristiwa tersebut, Kantor Staf Presiden (KSP) menyampaikan penyesalan mendalam dan mengecam tindak kekerasan tersebut, kata Moeldoko dalam keterangan tertulis, Rabu (28/7).
TNI AU Minta Maaf soal Warga Papua yang di Injak Oknum Anggota POM
M. Irzal TNI AU minta maaf soal warga Papua yang di injak Oknum POM /Twitter @LBH Jakarta
Portal Bojonegoro – Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) meminta maaf terkait kekerasan yang dilakukan dua oknumanggota Polisi Militer (POM) di Merauke Papua.
Pernyataan tersebut disampaikan langsung Kepala Staf Angkatan Udara, Kasau Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, S.E., M.P.P. atas perlakuan kasar terhadap wargaPapua yang di injak oleh dua anggotanya.
“Saya selaku Kepala Staf Angkatan Udara ingin menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh saudara-saudara kita di Papua, khususnya keluarga di Merauke, terkhusus lagi kepada korban dan keluarganya, ucap Kasau Marsekal TNI Fadjar Prasetyo seperti kutipan Pikiran-Rakyat.Com yang dimuat dalam akun twitter TNI AU pada Selasa, 27 Juli 2021.