Baca juga:
Sebuah kerajaan yang besar tentunya mewariskan banyak benda kerajinan dari emas. Demikian diungkap buku Majapahit, Batas Kota dan Jejak Kejayaan di Luar Kota , Penerbit Kepel Press, 2014.
Seperti yang diuraikan dalam beberapa pupuh dari kitab Nagarakertagama bahwa iring-iringan raja Majapahit menggunakan kereta yang berhiaskan emas.
Juga ada sebuah legenda yang diyakini oleh masyarakat setempat bahwa rajaraja Majapahit sering mengadakan perjamuan untuk tamu di tepi kolam Segaran. Konon peralatan pesta terbuat dari emas yang dihiasi dengan permata yang sangat indah (Badil 2009). Peralatan-peralatan tersebut setelah dipakai dibuang ke kolam Segaran.
(din)
Kerajaan Majapahit. Dan kini petilasannya berada di Dusun Wonotoro, Desa Jatiayu, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul.
Berbicara Gunungkidul tidak bisa dilepaskan dari cerita-cerita pelarian Majapahit dan sejarah perkembangan Mataram Islam. Ki Ageng Wonokusumo tidak bisa lepas dari sejarah kerajaan Mataram Islam. Wonokusumo tidak bisa lepas dari Sunan Pandanaran di Bayat Klaten, serta Ki Ageng Giring III.
Baca juga:
Wonokusumo merupakan anak dari Ki Ageng Giring III. Setelah besar, dia pergi ke arah timur laut dan tinggal di Desa Gedangrejo Karangmojo. Namun, kumandang adzan yang dilakukan tidak pernah terdengar baik dari wilayah Giring, Sodo Paliyan, maupun dari Bayat Klaten. Akhirnya, Wonokusumo mencari tempat yang tinggi di Bukit Wonotoro.
DALAM buku Total Bung Karno karya Roso Daras diceritakan bahwa Bung Karno menuruti kemauan Jepang. Ia berkeliling Indonesia, berpidato mengobarkan semangat rakyat agar anti-Sekutu, dan mendukung Jepang melawan Sekutu.
Jepang tidak sadar, bahwa 75 persen isi pidato Bung Karno sejatinya adalah penanaman kesadaran nasional bangsanya.
Contoh kecil, dalam sebuah pidato ia menunjuk seorang prajurit Jepang yang sedang mengawal dengan senapan dan sangkur. “Lihat, dia menjalankan tugasnya oleh karena dia cinta kepada tanah airnya. Dia berperang untuk bangsanya. Dia bersedia mati demi kehormatan tanah airnya. Begitupun… kita… harus !!!”.
Kali lain, ia menukil jalannya sejarah dalam pidato-pidatonya. “Kerajaan Majapahit memperoleh kemenangan gilang-gemilang setelah digembleng penderitaan dalam peperangan-peperangan melawan Kubilai Khan. “