FUNGSI olahraga tidak hanya untuk menyehatkan tubuh, tapi juga membantu pertumbuhan otot serta tulang. Maka itu, seorang anak dianjurkan melakukan olahraga 60 menit per hari.
Ketua Indonesia Asosiasi Ahli Gizi Olahraga (ISNA) Dr dr Rita Ramayulis DCN MKes mengatakan olahraga 60 menit per hari merupakan anjuran yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk anak usia 6 sampai 12 tahun.
Olahraga ini tidak boleh sembarangan, tapi harus seimbang antara aktivitas untuk fisik seperti aerobik, tulang, dan otot. (Selama) 60 menit itu dibagi untuk aerobik, untuk tulang, dan untuk otot. Aerobik itu seperti senam, joging, lari, bersepeda, tapi karena pandemi bisa jalan di tempat atau lari di tempat, kata dr Rita dalam bincang-bincang Edukasi Olahraga dan Nutrisi Online , seperti dikutip dari
275 Daerah Raih Penghargaan Kota Layak Anak 2021 : Okezone Lifestyle okezone.com - get the latest breaking news, showbiz & celebrity photos, sport news & rumours, viral videos and top stories from okezone.com Daily Mail and Mail on Sunday newspapers.
Tidak disarankan, enggak usah, ngapain dilakukan, kata dr Diah dalam webinar beberapa waktu lalu.
Ia melanjutkan, memang ada kecurigaan aiborne virus SARS-CoV2 akan melayang-layang di udara, tapi sejauh-jauhnya virus melayang di udara itu berjarak 8 meter. Jadi enggak usah khawatir, terlebih sirkulasi udara ruang isolasinya baik, tambahnya.
Lalu, ada juga yang beranggapan kalau pakai masker saat isoman di ruangan sendiri justru membuat virus tidak keluar dari tubuh si pasien. Bagaimana dr Diah menanggapi hal ini? Penggunaan masker saat isoman malah membuat virus bertahan di tenggorokan atau hidung, dan malah makin turun ke paru-paru, ini bukti ilmiahnya saya tidak temukan. Jadi, belum cukup bukti kuat untuk menjawab hal itu, paparnya.
Antara, Senin (26/7/2021).
Gelaja umum yang menunjukkan anak mengalami gangguan kesehatan mental di antaranya emosi naik-turun, tidak mau sekolah, demotivasi, pola tidur berubah, dan tiba-tiba pilih-pilih makanan.
Di sini, peran orangtua adalah memastikan bahwa kebutuhan anak bisa terpenuhi dan emosinya tersalurkan. Orangtua juga harus bisa berkomunikasi dengan anak dengan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami. Mau enggak mau ya orangtua harus jeli melihat kebutuhan anak, anak butuhnya apa sih, apakah kalau cranky saja kita sudah bisa kita klasifikasikan sebagai anak yang lagi stres atau dia mengalami fase-fase sensory meltdown (tantrum) atau kelebihan informasi-informasi yang diproses di otak tengah, ujar Samanta.
Ia juga menyebutkan beberapa gejala lain yang lebih berat saat anak mengalami gangguan kesehatan mental. Di antaranya mulai mengompol padahal sudah lulus toilet training hingga melakukan sleep walking atau tidur berjalan.
OLIMPIADE Tokyo 2020 berlangsung di tengah pandemi covid-19. Ajang olahraga bergengsi di dunia ini pun memberlakukan aturan superketat dengan harapan tidak menjadi klaster persebaran covid-19.
Tapi, apa yang terjadi jika ada atlet dinyatakan positif covid-19? Apakah si atlet akan langsung dicoret dari daftar pertandingan di Olimpiade Tokyo 2020 atau bahkan langsung dipulangkan ke negaranya?
Menurut laporan
TIME, penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020 berlangsung di wilayah zona merah (darurat). Karena itu, penjagaan, pengawasan, dan pengetesan terkait covid-19 dilakukan supermasif. Komite Penyelenggara Olimpiade Tokyo telah membuat serangkaian kebijakan ketat yang mengatur bagaimana atlet, pelatih, dan staf harus berperilaku untuk meminimalkan risiko, baik kasus impor infeksi maupun kejadian yang tersebar di lingkungan Olimpiade, terang laporan tersebut, seperti dikutip