"Dalam pada itu saya sadar, sesuai dengan kedudukan saya, meski saya tinggal di rumah ini kebebasan kami tetap terbatas. Tetapi, pergaulan anakanak saya tentu masih lebih bebas daripada kalau mereka tinggal di Istana," lanjut dia.
Mengenai Istana, Soeharto pikir, Istana Presiden bukan untuk Presiden saja. Gedung itu adalah Istana Negara, Istana Kepala Negara, milik rakyat.
"Saya tidak mengadakan perubahan besar di gedung itu. Tetapi memang saya perintahkan untuk mengatur isinya dan iklimnya sedemikian rupa sehingga benar-benar representatif sebagai Istana. Istri saya sangat teliti dalam mengaturnya," beber dia.
Pihaknya kerap mengadakan acara-acara yang terbuka sifatnya, yang bisa dilihat oleh orang banyak. Dengan begitu dimaksudkan, supaya rakyat merasa dekat. Pembelian cenderamata untuk keperluan Presiden dibeli oleh Rumah Tangga Kepresidenan yang ditunjang oleh anggaran.